Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Saat Anies Dicap Nggak Becus

2 Agustus 2019   13:37 Diperbarui: 2 Agustus 2019   16:06 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakarta di siang hari (Dokpri)

Apapun ceritanya, Anies Baswedan nggak becus urus Jakarta. Semua salah. Program kerjanya nggak bermutu. Urus pelebaran trotoar saja pun tak beres, boro-boro masalah sampah dan polusi udara. Ada lagi, kreasi bambu di tengah kota juga tak guna, selain hanya menghabiskan uang rakyat. Beda banget dengan era Gubernur sebelumnya.

Seperti itulah kira-kira umpatan sebagian masyarakat Jakarta terhadap kinerja Gubernur Anies. Sejak dilantik pada 2017, Anies tak berhenti panen kritikan. Dihujat sana-sini. Diserang lewat banyak isu. Pokoknya, Anies nggak becus!

Terbaru, Anies disergap isu polusi udara dan pengelolaan sampah. Dicap tak punya program mengatasi polusi udara di Ibu Kota. Juga soal sampah yang dinilai tak dikelola dengan baik. Sampai-sampai, Wali Kota Surabaya, Risma, ikut berkomentar. Memberi harapan, kalau pengelolaan sampah adalah urusan enteng bagi Risma.

Karena nggak becus, Anies sebaiknya tak dipilih lagi di Pilgub DKI 2022 nanti. Cukup sudah Anies merusak Jakarta yang sempat tertata rapi di era Jokowi dan Ahok. Jangan lagi tertipu kedua kali.

Namun, betulkah Anies tak sebecus itu? Tunggu dulu, pendukung Anies banyak juga loh. Jadi untuk menyimpulkan apakah Anies sanggup mengurus Jakarta, bukan persoalan mudah. Lihat saja di media sosial, kubu pendukung dan kubu anti Anies punya kekuatan seimbang.

Membendung Anies di Pilpres 2024

Nggak becus. Secara politik, itulah narasi yang tepat dalam upaya membendung Anies menuju Pilpres 2024. Sehingga sehebat apapun kinerja Anies, akan sulit diakui. Dengan kata lain, Anies sebetulnya sudah masuk arena pra Pilpres 2024. Bukan lagi hanya sebatas Gubernur DKI saja. Tetapi lebih dari itu.

Memang harus diakui, sejauh ini sosok yang punya peluang besar menjejak Pilpres 2024, salah satunya adalah Anies. Kansnya terbuka lebar, baik dari sisi popularitas maupun basis massa. Elemen yang kurang hanya satu yakni partai politik.

Maka sangat wajar ketika Surya Paloh mulai melirik Anies, yang di lain pihak dimaknai sebagai bentuk protes Paloh kepada Jokowi karena mengajak Gerindra masuk kabinet. Paloh, bisa jadi menjadi gerbang pembuka bagi Anies.

Di saat bersamaan, Paloh berpeluang membuka kekuasaan yang lebih besar di atas Anies. Ya, mirip seperti Mega dan Jokowi. Mungkin istilahnya nanti bukan petugas partai, tetapi restorator partai.

Lalu bagaimana caranya agar impian Anies tak kesampaian? Gampang, hajar terus dengan berbagai isu miring. Pokoknya, jangan kasih kendor. Surya Paloh bagaimana? Gampang juga, kasih saja tambahan kursi menteri. Atau, paling mudahnya lagi, jangan pernah ajak Gerindra masuk kabinet.

Kira-kira begitu yang saya pahami soal Anies dan peluangnya di Pilpres mendatang. Ia harus dicap tak becus, apapun ceritanya. Nah, sekarang bagian menariknya lagi, sekarang berada di pihak Anies. Apakah ia mampu melewati tantangan politik itu?

Satu lagi, jangan pernah membawa isu politik ke dalam hati. Bisa stroke, nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun