Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masuk Ancol Gratis, Pemanis Anies Jelang Pilpres, Mungkinkah?

21 Juli 2019   19:27 Diperbarui: 21 Juli 2019   19:33 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pantai Ancol. Lokasi wisata yang terletak di Jakarta Utara. Dikelola BUMD Pemprov DKI Jakarta. Tiap tahun Ancol mengeruk banyak profit. Hasil retribusi tiap pengunjung yang rindu air laut.

Per orang dikenai biaya Rp 25 ribu. Itu di luar kendaraan motor atau mobil. Bila keluarga dengan anggota 4 orang ditambah 1 mobil, maka kocek yang mesti dirogoh adalah sebesar Rp 125 ribu. Berkurang sedikit bila mengendarai sepeda motor.

Per hari, pengunjung Ancol sudah pasti banyak. Angkanya menurut saya mencapai ribuan. Dipastikan membeludak bila akhir pekan tiba. Juga bila ada tanggal merah. Panen raya tuh pengelola.

Di tepi pantai, pengunjung tak lagi dibebani biaya tambahan. Fasilitas seperti parkir dan toilet, gratis seluruhnya. Namun bila lupa membawa tikar dari rumah, tersedia juga tikar gratis.

Tapi biasanya banyak juga yang menawarkan tikar berbayar, Rp 20 ribu sepuasnya. Kalau bisa gratis kenapa harus bayar? Coba jawab sendiri penyebabnya.

Itulah secuil pengalaman usai beberapa kali masuk Ancol, termasuk hari ini. Sembari menatap laut di bawah terik matahari, saya menghitung banyaknya pemasukan yang diperoleh pengelola. Luar biasa uang mengalir ke kas perusahaan. Deras sekali.

Namun, realistiskah tiket masuk dipatok sebesar itu? Menurut saya tidak. Mahal banget. Memang sih, pengelola butuh dana segar untuk diputar. Semisal membayar honor seluruh petugas maupun biaya perawatan parkir dan sebagainya.

Tapi kan pemasukan pengelola juga berasal dari pedagang yang menyewa tempat. Jumlahnya tak sedikit, dengan tarif sewa yang variatif. Jadi bukan cuma berasal dari tiket masuk saja.

Era Anies Gratis?
Nah ini yang paling ditunggu. Di era Gubernur Anies, mungkinkah tiket masuk Ancol dihapuskan alias gratis? Pasti seru sepertinya. Apalagi itu tadi, menggratiskan masuk Ancol tidak akan mengakibatkan kebangkrutan bagi kas APBD DKI. Ancol cuma secuil pemasukan bagi DKI. Jadi tak usah khawatir.

Sementara dampak politiknya pasti dahsyat itu. Bayangkan saja, narasi yang terbangun nanti adalah bahwa Anies sangat peduli kepada warga Jakarta. Terutama mereka yang berasal dari lapisan masyarakat berekonomi menengah ke bawah. Tentu itu menjadi kredit positif bagi citra Anies.

Sebagai Gubernur DKI, Anies otomatis semakin menjadi sorotan tak hanya lingkup regional Jabodetabek tetapi juga merambat hingga lingkup nasional. Tak jauh berbeda dengan Jokowi yang namanya meroket usai memperkenalkan produk mobil nasional Esemka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun