Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Bursa Menteri Jokowi, Cak Imin Gagal Panen dan Golkar-NasDem Berjaya

27 April 2019   22:55 Diperbarui: 27 April 2019   22:58 1432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah pesan berantai cukup heboh dalam dua hari ini. Isinya soal bursa menteri Jokowi. Sejumlah nama lama, nama baru, serta nama yang masih asing disebut-sebut akan diangkat Jokowi sebagai pembantu presiden.

Tentu dengan asumsi Jokowi sudah dinyatakan sebagai pemenang Pilpres. Penegasan ini penting sebagai bentuk penghormatan kepada KPU, lembaga yang berwenang menetapkan pemenang Pemilu.

Tapi yang namanya tebak-tebakan, juga tidak ada salahnya. Sehingga bursa menteri Jokowi yang beredar itu tak masalah pula ditanggapi serius. Dalam arti, mengutak-atiknya sedemikian rupa.

Mari kita mulai. Dalam daftar nama calon menteri yang beredar, terdapat dua nama baru di pos Menko, yakni Menkopolhukam (Agum Gumelar) dan Menko Perekonomian (Erick Thohir). Sementara Luhut dan Puan tetap dipertahankan sebagai Menko Kemaritiman dan Menko PMK.

Untuk Menkopolhukam yang saat ini dijabat Wiranto, mungkin saja akan diberikan kepada Agum Gumelar. Sebab apa boleh buat, Wiranto tak lagi punya posisi tawar yang kuat menyusul terlemparnya Hanura dari parlemen. Sementara Agum diketahui cukup "berkeringat" memenangkan Jokowi-Ma'ruf.

Tetapi bagaimana dengan Erick? Sepertinya tipis kemungkinan Erick diangkat sebagai Menko, bahkan masuk kabinet sekalipun. Tak lain karena Erick selama ini betul-betul bekerja sebagai profesional dalam posisinya sebagai Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf. Erick boleh dibilang kurang tertarik masuk ke dunia politik. Ia adalah seorang profesional murni.

Maka yang paling masuk akal adalah masuknya kembali Luhut dan Puan ke jajaran Menko. Luhut masih dibutuhkan Jokowi sebagai tukang "buldoser" dalam segala urusan. Adapun Puan, kita semua sudah tahu jawabannya. Hehehe.

Nah ini yang paling menarik. Di jajaran calon menteri yang beredar, hanya sedikit saja nama baru. Sebut saja, Yusril Ihza Mahendra (Menkumham), Yenny Wahid (Mensos), Mahfud MD (Menag), maupun Ahok (Menpan RB).

Mungkinkah mereka akan masuk kabinet Jokowi? Bila dicermati dari sisi perolehan suara parpol pendukung koalisi, tampaknya hanya Yenny Wahid yang bakal lolos sebagai menteri Jokowi. Yenny bakal mewakili PKB, parpol yang didirikan ayahnya, Gus Dur.

Kader PKB lain yang masih mungkin masuk kabinet adalah Abdul Kadir Karding (Menteri Koperasi dan UKM) dan Hanif Dhakiri (Menaker). Dengan kata lain, PKB paling banyak hanya diganjar 3 kursi menteri.

Jatah tiga menteri ini sekaligus membuat Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengalami gagal panen. Jika sebelumnya Cak Imin mematok 10 kursi menteri, sekarang itu mustahil terjadi. Penyebabnya, perolehan suara PKB di parlemen masih kurang kuat mendongkrak posisi tawar di hadapan Jokowi.

Seperti kita tahu, suara PKB sejauh ini berada di kisaran 8 persen, tertinggal dari NasDem di kisaran 10 persen dan Golkar di kisaran 14 persen. PPP sebagai juru kunci karena berada di kisaran 4 persen juga akan mengalami nasib hampir serupa dengan PKB. Sedangkan PDIP yang berada di kisaran 20 persen, dipastikan berhak memborong kursi menteri.

Ketika Cak Imin gagal panen, tak begitu dengan Golkar dan NasDem. Khusus Golkar, periode kedua Jokowi akan menjadi berkah bagi mereka, setelah terlambat bergabung pada periode pertama, usai hengkang dari Koalisi Merah Putih (KMP). Sebagai parpol pengusung dengan perolehan suara terbesar kedua, Golkar kali ini akan panen raya.

Itu artinya bukan hanya Airlangga Hartarto (Menteri Perindustrian) saja yang bakal kembali masuk kabinet. Tetapi posisi menteri lainnya dipastikan akan direbut partai beringin. Jika melihat perolehan suaranya, sangat mungkin Golkar diganjar sebanyak 7-8 kursi menteri.

Nasib mujur juga menghampiri NasDem. Parpol besutan Surya Paloh ini akan semakin berjaya di periode kedua Jokowi. Kali ini, bukan hanya Menteri Perdagangan, Menteri LHK, dan Jaksa Agung saja yang menjadi jatah NasDem. Tetapi bakal bertambah minimal dua kursi lagi. Hal ini sangat logis mengingat meningkatnya suara NasDem di parlemen.

Sisa jatah menteri selanjutnya akan diberikan kepada PPP. Sebagai juru kunci, PPP paling hebat diberikan jatah dua kursi menteri. Hanura tentu tak mungkin dilupakan begitu saja meskipun tak lolos ke parlemen. Sebagai penghargaan, Hanura mungkin akan kembali diberikan satu kursi menteri.

Memperhatikan komposisi menteri asal parpol tersebut, jatah menteri dari kalangan profesional murni juga otomatis akan menyusut. Kini yang tersisa hanyalah kursi Menko Perekonomian, Menlu, Menkeu, serta Menkes.

Begitulah kira-kira cerita seputar gagalnya Cak Imin memanen kursi menteri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun