Jembatan Tornagodang, menghubungkan desa Tornagodang dengan Parsoburan, ibukota Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Tobasa, Sumut. Saya tidak tahu persis berapa panjang jembatan, tetapi saya taksir kira-kira 50 meter dengan bidang jembatan selebar satu meter. Sekilas pandang, jarak permukaan jembatan ke dasar bumi adalah sekitar 30 meter. Lumayan kan?
NamanyaMungkin saya di antara sedikit yang tak bernyali melewati jembatan ini. Sedangkan bagi warga Tornagodang, melintas di jembatan ini seperti berjalan di atas aspal saja. Tidak ada bedanya bagi mereka. Setidaknya itulah yang saya lihat sendiri saat berkunjung ke jembatan ini pada awal 2019.
Padahal, jembatan akan sedikit melambai-lambai ketika kita melintas di atasnya. Belum lagi angin yang terasa lebih kencang. Paling deg-degan saat menyaksikan bagaimana pengendara motor seolah menari-nari di atasnya. Sehingga tak berlebihan bila jembatan ini disematkan "Jembatan Indiana Jones", karena memang tidak berbeda jauh dengan petualangan demi petualangan yang dilakonkan aktor Harrison Ford dalam serial film Indiana Jones miliknya.
Dari Pasar Parsoburan, hanya butuh 10 menit mengendarai sepeda motor, kita sudah sampai di jembatan ini. Tapi perlu hati-hati, sebab jalanan menuju ke sana cukup "menyeramkan". Jalanan masih seadanya, sebagian malah masih asli beralaskan tanah. Sebelum mencapai jembatan, kontur jalan terasa terjal, meliuk, dan sedikit curam.
Bila bukan ahli-ahlinya dan intinya inti maupun core of the core, jangan coba-coba mengendarai sepeda motor. Lebih baik berjalan kaki saja atau menumpang ke pengguna jalan yang kebetulan melintas. Tak perlu membayar ongkos ojek, sebab masyarakat di sana masih sangat menjaga tali kekerabatan. Semua saudara, bahkan bila Anda baru berkunjung pada hari itu juga.
Jembatan ini teramat penting khususnya bagi anak sekolah yang menimba ilmu ke Parsoburan. Itu karena di Tornagodang belum ada fasilitas pendidikan SMP dan SMA. Mau tidak mau, anak-anak Tornagodang wajib menempuh pendidikan ke Parsoburan. Namun karena jaraknya masih terbilang dekat, anak sekolah dari Tornagodang tidak perlu memilih "ngekos" di Parsoburan. Cukup berangkat lebih awal, paling lambat pukul 06.00 pagi sudah harus memulai perjalanan.
Belakangan, dengan semakin banyaknya kendaraan bermotor, anak sekolah Tornagodang bisa sedikit menghemat waktu. Tidak lagi perlu buru-buru mengejar jam sekolah. Berbeda dengan era 2000-an, yang hampir seluruhnya masih setia berjalan kaki.
Lalu kenapa sih tidak dibuatkan jembatan yang permanen saja? Itulah masalahnya. Sejak dulu, pemerintah setempat khususnya Tobasa, sudah berulangkali didesak warga untuk membangun jembatan yang lebih layak. Tetapi sayang, sepertinya desakan warga setempat belum bisa diwujudkan Pemda Tobasa.
Barangkali, suatu saat nanti, jembatan ini akan mendapat perhatian serius dari pemerintah. Saat itulah, saya akan bernyali melintas di jembatan "Indiana Jones" ini.
Simak videonya berikut ini:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H