Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perjalanan Parpol Ahok, dari Golkar, Gerindra, Kini Kepincut PDIP

27 November 2018   00:59 Diperbarui: 27 November 2018   01:23 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak lama lagi akan menghirup udara bebas setelah menjalani hukuman penjara 2 tahun atas penistaan agama yang dilakukannya. Bila sudah bebas nanti, Ahok akan kembali ke gelanggang politik. Namun, parpol mana yang bakal dipilih Ahok?

Jawabannya adalah PDIP, parpol besutan Megawati Soekarnoputri. Kepastian itu memang belum dilontarkan secara langsung oleh Ahok. Tetapi berdasarkan pernyataan Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat seperti diberitakan berbagai media massa, Senin (26/11/2018), pilihan Ahok sudah bulat bergabung ke partai banteng.

Tak hanya ingin bergabung dengan PDIP, Ahok seperti ditirukan Djarot juga mengajak seluruh pecintanya untuk memilih capres Jokowi-Ma'ruf. Ajakan Ahok tersebut sangat bisa dimaklumi mengingat hubungannya yang dekat dengan Jokowi. Apalagi, saat kasus penistaan agama menimpa Ahok, PDIP merupakan parpol yang membelanya habis-habisan.

Terlepas dari keinginan Ahok bergabung ke PDIP, yang menarik justru bagaimana Ahok dengan mudah berpindah haluan parpol. Diketahui, saat menjabat anggota DPR RI, Ahok merupakan kader Golkar di Senayan periode 2009-2014. Semasa menjadi anggota DPR, nama Ahok masih kurang akrab di tengah publik.

Nama Ahok kemudian berkibar setelah digaet sebagai cawagub Jokowi pada Pilgub DKI 2012. Pasangan Jokowi-Ahok mendadak terkenal yang diusung koalisi PDIP-Gerindra, dan pada akhirnya menumbangkan cagub petahana Fauzi Bowo. Saat itu, Ahok terpaksa harus berpindah partai ke Gerindra lantaran Golkar sendiri mendukung pasangan cagub yang lain.

Sukses menjadi DKI-2, Ahok masih setia menjadi kader Gerindra di bawah komando Prabowo Subianto. Bibit keretakan antara Ahok-Gerindra pun muncul ketika Pilpres 2014 digelar yang mempertemukan Jokowi dan Prabowo. Sebagai tandemnya di DKI, Ahok lebih mendukung Jokowi sebagai capres ketimbang Prabowo.

Kemenangan Jokowi di Pilpres 2014 pun mengubah peta kekuasaan. Jokowi naik tahta menjadi Presiden sementara Ahok otomatis naik pangkat menjadi Gubernur DKI. Tak lama setelah menjabat orang nomor satu di Jakarta, Ahok kemudian memutuskan hubungan politik dengan Gerindra. Ia resmi menjadi seorang kepala daerah yang independen alias tidak terdaftar sebagai kader parpol manapun.

Pada Pilgub DKI 2017, Ahok kembali berkesempatan berlaga yang berpasangan dengan Djarot dan diusung oleh koalisi PDIP. Namun Ahok-Djarot harus rela dikandaskan pasangan penantang Anies-Sandi pada putaran kedua Pilkada. Kekalahan Ahok-Djarot cukup dramatis lantaran bersamaan dengan gerakan massa yang menuntut Ahok dalam kasus penistaan agama.

Kini, Ahok tak lama lagi akan berlabuh ke PDIP. Itu artinya, Ahok akan menggilir tiga parpol besar. Dimulai Golkar, Gerindra, dan kini kepincut PDIP. Namun apapun ceritanya, memilih parpol sesuai keinginan dan keyakinan Ahok merupakan hak yang tidak bisa diganggu gugat.

Toh, politisi yang berganti parpol sudah lumrah terjadi. Sebut saja, Prabowo yang sebelumnya kader Golkar kemudian mendirikan dan memimpin Gerindra. Begitu juga dengan Wiranto yang juga alumni Golkar dan lantas mengibarkan bendera Hanura. Kemudian masih ada Surya Paloh, mantan kader Golkar yang kemudian membentuk NasDem. Masih banyak contoh politisi lain yang telah melakukan hal serupa. Segalanya normal-normal saja.

Namanya juga politik, betul kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun