Media massa dan media sosial sibuk membahas soal dugaan penganiayaan yang dialami aktivis Ratna Sarumpaet. Opini yang terbangun terbelah dua: percaya dan tidak percaya. Keduanya sama kuat hingga melahirkan kegaduhan.
Bagi yang percaya Ratna dianiaya, tuduhan otoriter dan antikritik langsung diarahkan kepada Jokowi. Sebaliknya bagi yang tidak percaya, kabar penganiayaan itu dianggap bohong dan hanya ingin bertujuan mendiskreditkan pemerintah.
Lalu mana yang betul? Sebelum Ratna menggelar konferensi pers, Rabu (3/10/2018), kedua opini yang terbangun masih sama kuat. Kini sudah terang benderang, Ratna sudah resmi meminta maaf atas kegaduhan yang timbul sejak fotonya dalam kondisi lebam beredar luas. Ia awalnya mengaku dikeroyok orang tak dikenal di Bandung hingga harus masuk rumah sakit. Namun belakangan, kabar itu dibantahnya sendiri.
Ratna secara terbuka telah meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia. Secara khusus ia meminta maaf kepada Prabowo Subianto dan Amien Rais, dua tokoh nasional yang telah menemuinya. Kedatangan Prabowo dan Amien Rais menemui Ratna memang sempat menghebohkan jagad politik. Bahkan Prabowo sampai harus memberikan keterangan pers usai bertemu Ratna, yang salah satunya ingin segera menemui Kapolri.
Tanpa komando, sejumlah politisi pun ramai-ramai menuding pemerintahan Jokowi tidak demokratis dan bersikap otoriter. Diketahui selama ini Ratna termasuk kritis terhadap kebijakan yang ditempuh Jokowi. Apa saja yang dilakukan Jokowi selalu salah di mata Ratna. Ratna saat ini juga masuk dalam jurkamnas Prabowo-Sandi, yang bertugas mengkampanyekan Prabowo.
Akan tetapi dengan pengakuan Ratna bahwa ia menyebarkan kabar bohong, otomatis kredibilitas Prabowo jatuh di mata publik. Prabowo secara langsung telah dipermalukan oleh Ratna. Mungkinkah Ratna tega melakukan hal memalukan seperti itu kepada Prabowo? Nah di sinilah menariknya.
Apakah tokoh sekelas Prabowo masih termakan hoaks yang diciptakan oleh orang yang selama ini dekat dengan dirinya? Tampaknya peluang itu sangat mustahil mengingat Prabowo adalah sosok yang cukup disegani. Apalagi, Ratna sudah pasti menyadari jika kabar hoaks itu terbongkar, bakal merugikan bagi Prabowo.
Lantas apa maksud di balik kehebohan ini? Hal inilah yang perlu ditelisik lebih jauh. Publik harus lebih jeli mencermati target yang sebenarnya ingin dicapai. Tanpa bermaksud menuduh ada sesuatu yang ingin diharapkan tim Prabowo-Sandi, sepertinya skenario Ratna kali ini tak segamblang yang terlihat hari ini.
Mari kita simak episode berikutnya, ketika aparat kepolisian sudah memulai proses hukum terhadap Ratna. Tampaknya di sinilah puncak episode drama Ratna akan mengalami puncaknya. Apa yang bakal terjadi? Silakan tebak sendiri.
Namun jika Ratna memang sengaja menyebarkan kabar bohong itu termasuk membohongi Prabowo dan Amien Rais, sungguh itu menjadi lonceng kekalahan bagi Prabowo di Pilpres 2019 nanti.
Semoga hoaks cepat berlalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H