Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Dolar Tembus Rp 15 Ribu, Saatnya Jokowi Naikkan Harga BBM

2 Oktober 2018   21:46 Diperbarui: 2 Oktober 2018   21:51 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kompas.com

Harga BBM siap-siap naik. Begitulah isu yang tampaknya akan menghangat dalam waktu dekat. Skalanya sudah pasti nasional yang ditandai dengan aksi demonstrasi di berbagai penjuru. Itu sudah menjadi tradisi pada setiap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat. Namun, bila tidak segera mengambil langkah cepat, rezim Jokowi rawan dilengserkan.

Lalu apa yang perlu dilakukan Jokowi? Kecuali menaikkan harga BBM, sepertinya tidak ada lagi opsi yang tersedia. Langkah ini memang tergolong sangat mudah dan tak perlu memahami rumitnya angka-angka maupun strategi menahan laju dolar AS terhadap rupiah. Dengan menaikkan harga BBM maka pendapatan negara akan meningkat. Itu logika sederhananya. Tak perlu gelar akademik berderet-deret untuk memahami itu.

Barangkali saking mudahnya, tim ekonomi merasa malu menerapkan strategi itu. Ditambah ini adalah tahun politik yang sangat berkaitan erat dengan elektabilitas Jokowi di Pemilu 2019 nanti. Masalahnya, minyak mentah dunia terus merangkak naik, sementara transaksi impor khususnya minyak mentah wajib menggunakan dolar AS.

Sehingga bisa disimpulkan, Jokowi sebetulnya berada di posisi yang dilematis. Menaikkan harga BBM akan menggerus elektabilitas, sedangkan bila bertahan akan merongrong devisa negara. Kedua pilihan ini cukup sulit, saling berkaitan antara politik dan ekonomi.

Secara politik, Jokowi memang akan aman dari serangan pihak lawan karena tidak menaikkan harga BBM. Sayangnya dari sisi ekonomi, kebijakan mempertahankan harga BBM yang kemudian diikuti menipisnya devisa negara, juga berpotensi memicu gejolak politik. Dua sisi yang saling berkaitan dan terikat satu sama lain.

Lalu apa yang seharusnya dilakukan Jokowi? Sepertinya tidak ada pilihan lain kecuali menaikkan harga BBM. Langkah ini akan jauh lebih baik demi menyelamatkan devisa negara. Jokowi tidak perlu khawatir karena popularitasnya sudah pasti tergerus. Ketimbang berspekulasi dengan berbagai manuver ekonomi, menaikkan harga BBM merupakan opsi yang paling mudah ditempuh.

Tujuannya jelas untuk mendorong Jokowi ke tepi jurang hingga akhirnya tidak terpilih pada Pemilu 2019 nanti. Sama sekali tidak. Langkah menaikkan harga BBM lebih menitikberatkan pada kelangsungan perekonomian nasional. Bayangkan, jika BBM tidak naik hingga mengakibatkan devisa jebol, maka ujung-ujungnya adalah melakukan tambal-sulam.

Demi mengamankan posisinya sebagai presiden, sudah saatnya Jokowi menaikkan harga BBM meski langkah itu jelas tidak populer di mata masyarakat. Namun demi kepentingan yang lebih luas, sepertinya tak ada jalan lain bagi Jokowi.

Pak Jokowi, segera naikkan harga BBM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun