Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mengokohkan Pondasi Empat Tahun Tol Jokowi

20 September 2018   16:20 Diperbarui: 20 September 2018   16:51 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak mudah membangun infrastruktur maritim setelah sekian lama memunggungi lautan. Sebab, Indonesia yang terbentang dari Aceh hingga Papua merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan terhubung oleh luasnya lautan. Tetapi Presiden Jokowi sejak tahun pertama kepemimpinannya sudah bertekad bahwa pembangunan infrastruktur laut merupakan harga mati yang tidak lagi bisa ditawar.

Pemerintahan Jokowi meyakini bahwa pembangunan infrastruktur laut merupakan kata kunci untuk mengejar perekonomian yang setara antara kawasan barat, tengah, dan timur Indonesia. Tanpa memberdayakan anugerah lautan luas itu, pemerataan ekonomi akan sangat sulit dicapai.

Dalam kaitan itulah pemerintahan Jokowi terus gencar membangun berbagai infrastruktur laut yang kemudian dikenal dengan istilah "tol laut". Dengan tol laut, distribusi barang dan logistik antarpulau di Indonesia akan menjadi lebih mudah, efisien, dan murah.

Kapal-kapal pengangkut dari Jawa menuju Papua, misalnya, tidak lagi dibebani ongkos mahal ketika harus kembali ke Jawa. Hal itu bisa terwujud karena komoditas unggulan di Papua juga akan dengan mudah diangkut ke daerah lain.

Dalam rentang waktu empat tahun sejak 2014, kemajuan pesat pun langsung mencuat. Hingga April 2018, Kementerian Perhubungan telah sukses mengoperasikan 15 trayek kapal tol laut, yang mayoritas di antaranya melayani rute ke timur Indonesia.

Dengan beroperasinya ke-15 tol laut tersebut, data Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan harga kebutuhan pokok di bagian timur Indonesia. Disparitas harga kebutuhan yang bisa dipangkas pun sudah menyentuh angka 20 hingga 40 persen.

Namun, strategisnya peran tol laut tersebut kemudian membutuhkan infrastruktur yang tangguh pula. Maka pembangunan pelabuhan yang berstandar nasional maupun internasional menjadi sebuah keharusan. Kapal-kapal pengangkut nantinya akan bersandar di pelabuhan yang memang betul-betul layak dan mendukung.

Jokowi kemudian menekan tombol tanda dimulainya sejumlah proyek pembangunan pelabuhan yang rata-rata berkonsentrasi di wilayah timur Indonesia. Di saat bersamaan, Jokowi lantas mengikrarkan dirinya sebagai Panglima Infrastruktur.

Pembangunan pelabuhan berskala kecil, menengah, dan besar kini terus digenjot. Hal tersebut dilakukan untuk terus mengejar disparitas harga barang dan logistik yang selama ini menjadi salah satu kendala tidak tercapainya pemerataan ekonomi.

Di Anambas, Kepulauan Riau, Kementerian Perhubungan saat ini tercatat membangun empat pelabuhan. Sedangkan untuk wilayah timur Indonesia, beberapa pelabuhan juga sedang dibangun di wilayah utara Sulawesi dan memiliki konektivitas dengan pelabuhan yang dibangun di wilayah Papua maupun ke NTT.

Geliat ekonomi yang mulai terlihat nyata setelah kehadiran tol laut tersebut, masih sangat perlu ditingkatkan lagi. Alasan itulah yang membuat Presiden Jokowi kembali mematok target pembangunan 32 pelabuhan hingga 2019 nanti. Untuk tahap pertama, sebanyak 25 pelabuhan akan dibangun pada 2018 dan 7 pelabuhan lagi akan dikerjakan pada 2019.

Salah satu yang paling teranyar adalah pembangunan Pelabuhan Tanjung Kijing di Pontianak Kalimantan Barat, yang segera dibangun tahun ini. Proyek dengan nilai investasi mencapai Rp 14 triliun ini juga masuk dalam salah satu Proyek Strategis Nasional. Di Sorong, Papua, Kementerian Perhubungan juga akan membangun pelabuhan dengan nilai Rp 2,1 triliun yang diproyeksikan akan rampung pada 2021 mendatang.

Tak ketinggalan, pelabuhan berskala internasional yang nantinya melayani kebutuhan ekspor-impor juga akan dipusatkan di Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara. Pengembangan Pelabuhan Bitung dengan investasi sebesar Rp 365 miliar diharapkan akan menjadi pusat distribusi arus ekspor-impor untuk kawasan timur Indonesia.

Sementara untuk kawasan Sulawesi Selatan, akan dibangun juga Pelabuhan Makassar New Port dengan kapasitas 720.000 teus/tahun. Adapun untuk kawasan barat Indonesia, pengembangan Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung juga masuk dalam prioritas untuk segera diselesaikan.

Dengan tersambungnya seluruh kawasan Indonesia melalui jalur tol laut yang didukung pelabuhan yang mumpuni, harapan pemerataan ekonomi akan jauh lebih mudah tercapai. Memang ini bukanlah pekerjaan mudah, tetapi Presiden Jokowi telah bekerja keras untuk meletakkan fondasi pembangunan yang sangat vital terlebih dahulu.

*Disarikan dari berbagai referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun