Apatis karena sudah terlalu sering bersuara kebenaran tetapi dengan mudahnya dicap sebagai provokator. Mungkin juga takut lantaran deretan teror seringkali menjawab setiap kali memperjuangkan kebenaran.
Tetapi makna pengorbanan Yesus juga masih terasa hingga kini. Meski tak lagi subur, ada saja orang atau pihak yang sedikit-banyak masih mengamalkan pengorbanan Yesus di kayu salib. Memberikan perhatiannya kepada kaum marhaen dan marjinal tanpa mempertimbangkan asal-usul terlebih dahulu. Tidak peduli siapapun, dari suku mana, dan agamanya apa.
Kisah Yesus juga sekaligus mengingatkan bahwa perbuatan baik tidak selalu harus dibalas dengan kebaikan. Ada kalanya kebaikan justru dibalas dengan kejahatan. Tetapi di situlah keunikan serta tantangan sebagai pengikut Kristus. Kasih itu tidak berharap imbalan, apalagi berharap imbalan setimpal semisal jeruk dibalas dengan jeruk. Tidak sama sekali.
Berbuatlah adil walau harus mengorbankan nikmatnya jabatan kekuasaan. Jangan seperti Latus. Berbuatlah baik kepada siapapun, dan sisanya serahkanlah kepada Tuhan. Itulah makna kasih yang sebenarnya.
Selamat Paskah 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H