Dalam waktu singkat, kehadiran BRI semakin mempunyai arti penting bagi penduduk Parsoburan. Petani, selain pedagang UKM yang jumlahnya relatif sedikit, berlomba memperoleh kucuran kredit dari BRI. Roda perekonomian di Parsoburan pun perlahan merangkak, dibuktikan dengan semakin banyaknya jumlah penduduk yang mengajukan pinjaman sekaligus menabung di bank pelat merah itu. BRI akhirnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat setempat.
Geliat BRI semakin terasa setelah statusnya berubah menjadi Online sekaligus menyediakan fasilitas Mesin ATM. Itu artinya, seluruh transaksi terutama pengiriman uang dari dan menuju kampung akan diterima dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.Â
Para anak rantau yang kebetulan pulang kampung pun kian leluasa dengan kehadiran ATM BRI. Tidak lagi perlu repot-repot menarik uang tunai dari kota. Sebab di pelosok sekalipun, BRI sudah mempunyai mesin ATM.
"Sudah kukirim uang Tahun Baru kalian ya. Cek rekening," ucap anak rantau mengabari ayahnya lewat ponsel pintar.
"Wah, berarti sampai rupanya Tahun Baru itu ke kampung kita ya," jawab ayah terkekeh.
Yang jelas, tradisi menyobek amplop surat kini telah digantikan oleh tradisi antri di depan mesin ATM BRI. Terutama di saat menjelang "tikungan terakhir" Tahun Baru. Entah kenapa pula, Tahun Baru di kampung kami selalu lebih seru ketimbang Natal. Hehehe.
Selamat Ulang Tahun ke-122 Bank Rakyat Indonesia
Terima Kasih atas Pelayanan Tulusmu hingga ke Pelosok Negeri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H