MEROKETNYA harga sembako menjelang Lebaran sudah menjadi ritual tahunan. Tak peduli siapa presiden yang sedang berkuasa, harga sembako lebih memilih pada mekanisme alamiah pasar yakni akan melonjak apabila permintaan meningkat.
Salah satu komoditas pangan yang telah mengalami kenaikan adalah cabe dan bawang putih. Paling tidak, itu yang sudah berlaku di Pasar Cikema, Cibinong, Jawa Barat. Harga cabe meningkat dari Rp 18 ribu perkilo menjadi Rp 26 ribu perkilo. Uniknya, lonjakan harga itu hanya berselang sehari. “Kemarin 18, sekarang sudah 26,” ujar seorang pedagang di Cikema yang saya temui pada Sabtu, 29 April 2017.
Saya lantas bertanya seputar harga komoditas lain. Misalnya, bawang putih yang sehari sebelumnya masih di harga Rp 30 ribu perkilo, mendadak naik hingga Rp 60 ribu perkilo. Itu berarti kenaikan harganya menyentuh angka 100 persen. Luar biasa, bukan?
Padahal, Bulan Puasa sebenarnya masih cukup jauh, sekitar tiga minggu lagi. Tetapi, pasar sembako sudah menggeliat sejak sekarang. Maka hampir bisa dipastikan harga sembako akan terus merangkak naik dalam tiga minggu ke depan.
“Pedasnya” harga cabe memang bukan sekali ini saja terjadi. Upaya pemerintah seperti melakukan operasi pasar hanya ibarat obat oles saja. Jika sudah mandi, obatnya akan hilang terbawa air. Jika sudah begitu, satu-satunya yang bisa dilakukan, seperti imbauan Menteri Perdagangan beberapa waktu lalu, adalah menanam cabe di pekarangan rumah. Bisa di pot atau di lahan yang mungkin saja masih tersisa.
Pasar Cikema hanyalah satu gambaran betapa harga sembako sebentar lagi akan melonjak. Oh ya, adakah pembaca sekalian yang sudah pernah ke Pasar Cikema?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H