Pemerintah memperkirakan serangan Tomcat akan terjadi hingga memasuki musim kemarau, atau paling cepat akhir Maret. Namun beredar isu, maraknya berita serangan serangga Tomcat untuk meredam isu kenaikan harga bahan akar minyak (BBM). WABAH serangga Tomcat melanda sejumlah daerah di Indonesia, diantaranya Surabaya, Jawa Timur, Denpasar, Bali, Umbulharjo, Yogyakarta, Tasikmalaya dan Bekasi, Jawa Barat, hingga Serpong, Tangerang. Melalui Staf Khusus Presiden Bidang Publikasi, Brigjen TNI Ahmad Yani Basuki, pihak Istana membantah rumor tersebut. Ahmad Yani menilai tudingan itu merupakan pemikiran yang sangat naif. “Semua seolah-olah diarahkan ke pemerintah dan Presiden SBY sehingga tidak menggunakan akal sehat,” kata Ahmad Yani di Jakarta, Jumat, (23/3/2012). Menurutnya, wabah Tomcat merupakan musibah yang terjadi karena fenomena alam, tak ada kaitannya dengan BBM. Opsi kenaikan BBM, tegas Ahmad Yani, adalah kebijakan pemerintah yang sangat rasional, dan dikeluarkan dengan pertimbangan yang sesuai dan sangat jelas. “Jadi jangan sampai dipanas-panasin dengan hal itu. Kalau ada pengamat mengatakan isu tertentu adalah untuk menutupi kenaikan BBM, itu tidak rasional,” ujarnya. Lebih jauh Ahmad Yani menegaskan, Tomcat bisa ada di mana-mana sehingga tidak perlu menambah beban psikologis masyarakat dengan bermacam-macam isu. “Itu (Tomcat) kan masalah lain. Hal-hal semacam itu bisa terjadi di mana-mana,” kata dia. Saat ini, kata Ahmad Yani, pemerintah sedang berupaya menyelesaikan masalah penyelamatan ekonomi yang seharusnya didukung oleh semua pihak. Jika kemudian timbul masalah lain seperti wabah Tomcat, itu bukan sesuatu yang diciptakan. “Apakah keadaan (wabah) Tomcat mudah diciptakan? Seluruh ahli sudah menjelaskan itu masalah kesehatan dan lingkungan, kenapa harus dipolitisir dan dikaitkan dengan kenaikan BBM.?” ucapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H