Hampir semua kita setuju bahwa kredibilitas polisi kita sedang porak-poranda sekarang ini. Hancur! Tragedi demi tragedi yang mempermalukan Polri seakan tiada henti melanda institusi yang tahun-tahun sebelumnya sempat meningkat kepercayaan publik terhadap dirinya.
Kompas 19/10 menyebutkan Kasus Ferdy Sambo membuat kasus kepercayaan pada Polri menurun 13 persen, dari 72,1 persen sebelum kasus, menjadi hanya 59,1 persen setelah kasus Sambo. Tahun 2018, bahkan kepercayaan pada polisi berada pada angka 87,8 persen.
Hasil sigi tersebut menunjukkan dampak kasus Ferdy Sambo dan tragedi Kanjuruhan yang sangat merugikan reputasi Polri. Belum lagi dugaan keterlibatan mantan Kapolda Sumbar yang batal menjadi Kapolda Jatim karena kasus narkoba, yakni menjual sebagian barang bukti hasil tangkapannya yang sebelumnya membuat namanya melejit sehingga layak dipromosikan menjadi Kapolda Jatim menggantikan pejabat sebelumnya yang dicopot karena Tragedi Kanjuruhan.
Masihkah Kita Percaya Polisi?
Sejak kemarin persidangan kasus (mantan jenderal) Ferdy Sambo yang jadi tersangka pembunuhan anak buahnya sendiri yang jadi ajudannya dimulai. Tayangan televisi menjadikan tragedi yang mencoreng kepolisian tersebut kembali menjadi buah bibir.Â
Mayoritas mencibir dan berpendapat bahwa tersangka banyak bohongnya. Tipu-tipu!
Bagi yang sudah pernah berurusan dengan polisi, pasti punya pengalaman dan kesan tersendiri. Yang sayangnya sebagian besar kemungkinan mencitrakan negatif tentang polisi.Â
Urusannya pasti uang. "Lapor kehilangan kambing malah harus keluar uang lebih besar layaknya kehilangan kerbau", demikian pameo yang sering terdengar.
Kalau 'nggak ada uang, jangan harap selesai urusan. Ini sesuai pengalaman pribadiku ketika rumah kami dibongkar maling lebih sepuluh tahun yang lalu. Hal yang sama terjadi ketika kehilangan mobil di parkiran sekira lima tahun lalu. Sampai sekarang tidak ada hasilnya, dan 'nggak tahu apa yang sudah dikerjakan polisi.
Tapi, kenapa masih percaya polisi?
Tidak Punya Pilihan, Alangkah Kasihan!
Indonesia's Partnership for Governance Reform dalam rilis Do Indonesians Trust Their Police? pada 30/12/19 berupa hasil penelitian yang dilakukan selama tiga tahun. Selama kurun waktu 2015-2018 dengan melibatkan 31 Polda, 140 Polres, dan 12 Satuan Kerja Mabes Polri survei tentang kinerja polri tersebut datang dengan kesimpulan yang menarik.
Salah satu kesimpulannya adalah "Polri adalah satu-satunya institusi di Indonesia yang bisa memberikan keamanan. Jika ada pilihan lain, tingkat kepercayaan publik akan jauh lebih sulit untuk dicapai atau dipulihkan". Menyedihkan banget, ya?
Karena 'nggak ada opsi lain, maka polisi menjadi satu-satunya yang bisa diharapkan. Walau 'nggak selalu bisa diandalkan karena kurang dipercaya track record-nya, tetapi tetap harus percaya karena 'nggak ada pilihan lain.
Dimulai Dari Kita
Dalam berbagai kesempatan berbicara di depan banyak orang, aku seringkali menantang yang hadir dengan pertanyaan: "Maukah bapak dan ibu mengarahkan putera atau puteri yang berprestasi di sekolah menjadi polisi?" Hampir semua menggeleng.Â
Sebagian besar memberi komentar negatif tentang polisi, yang kemudian aku respon lagi: "Putera-puteri kita 'kan dididik dengan baik sehingga mereka adalah orang-orang baik. Mereka itulah yang dibutuhkan untuk membuat polisi menjadi baik. Lha, kalau kita sendiri 'nggak bersedia, 'gimana dan kapan berharap polisi bisa menjadi baik sesuai harapan kita?". Â
Lalu ada komentar lain. Misalnya, 'nggak mampu kalau cuma sendirian, sudah 'nggak ada harapan, tidak mungkin diperbaiki, dan biar orang lain ajalah dulu yang memulai.
Siapa Bersedia Berkorban?
Potret tersebut bisa jadi juga terdapat pada komunitas dan golongan masyarakat lainnya. Citra buruk dan negatif tentang polisi sudah sedemikian buruk bagi banyak orang.Â
Guyonan almarhum Gus Dur yang menyatakan hanya almarhum Hugeng (mantan kapolri yang sangat melegenda sebagai jenderal jujur), patung polisi, dan "polisi tidur" (sebutan untuk gundukan melintang di jalan-jalan komplek perumahan) sajalah yang dipastikan kejujurannya makin menguatkan persepsi tersebut.
Sekarang ini pun aku sedang berurusan dengan polisi. Lebih tiga tahun kasus pelaporan terhadap mitra bisnisku yang curang mandeg di salah satu Polres di Jakarta dan nyaris tidak ada perkembangannya.Â
Bahkan memanggil terlapor saja pun terkesan polisi tidak punya kemampuan. Apakah karena aku tidak mau mengeluarkan sejumlah uang atau pihak terlapor sudah memberikan uang dalam jumlah banyak, 'nggak tahu juga. Â
Begitulah faktanya. Anda mungkin juga punya pengalaman yang mirip, atau bahkan sama?
Mari tetap berharap pada perubahan, walaupun itu "sekadar keajaiban" ...
Sumber dan Gambar:
https://www.kompas.tv/article/339434/survei-lsi-denny-ja-publik-lebih-percaya-listyo-sigit-dibanding-polri-selisihnya-6-persen
https://sr.sgpp.ac.id/post/do-indonesians-trust-their-police
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H