Pengalaman HBH sebagai "orang Istana" dan juga mantan pejabat DKI akan sangat membantu untuk bersikap positif sebagai antisipasi dinamika respon aparatur dan masyarakat Jakarta yang dipimpinnya.
Rasa Ingin Tahu
Seorang pemimpin perubahan selalu ingin tahu dan selalu mencari informasi baru. Mereka mengajukan banyak pertanyaan untuk mempelajari cara kerja terbaik dan mereka meneliti dan mempelajari panduan dari sumber terpercaya.Â
Mereka juga memperhatikan dengan cermat setiap umpan balik yang mereka terima dari tim dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan mereka mengelola harapan dan kebutuhan semua orang.
HBH dengan semangat blusukan yang diwariskan oleh pak Jokowi ketika masih jadi Gubernur DKI maupun presiden sekarang ini tentu menginspirasi HBH dan bukan hal yang sulit untuk juga dilaksanakan. Buktinya, mulai hari ini sebagai hari pertama menjabat, tradisi menerima pengaduan langsung masyarakat di Balai Kota sudah dimulai.
Antitesis Anies, Pilihan Logis
Walau unggul dan menang dalam Pilkada 2017, namun hampir semua orang tahu bagaimana proses yang dilakoni Anies untuk meraih ambisinya tersebut. Salah satunya dalam hal kerukunan masyarakat sehingga dijuluki Bapak Politik Identitas, hal yang berpotensi buruk pada kehidupan bermasyarakat.Â
Pengelolaan keuangan yang amburadul ("kelebihan bayar"), maladministrasi (balapan formula E), dan banyaknya pernyataan yang "ajaib" lebih menjadi "trade mark"-nya dibanding hal-hal baik lain yang dilakukannya selama menjabat.
Untuk itu, menjadi antitesis Anies bisa jadi merupakan pilihan logis bagi HBH dalam menjalankan amanah sebagai pemimpin tertinggi di DKI.Â
Tak ada salahnya juga kita berterima kasih kepada Anies yang sudah menyerahkan tampuk kepemimpinan di DKI Jaya, dan berharap akan kebaikan selalu menyertai HBH selaku Pj. Gubernur DKI Jaya sekarang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H