Memposisikan diri sebagai karyawan yang di-QF-i tersebut, sebaiknya melakukan hal-hal berikut:
1. Tetap bekerja dengan motivasi tertinggi
Sebagai karyawan, profesionalitas harus tetap terjaga dan ditunjukkan. Apalagi di depan tim, termasuk anak buah dan mitra kerja internal dan eksternal. Di depan khalayak, tunjukkan everything is fine.
2. Hanya Anda yang tahu, yang lain tidak boleh tahu
Hubungan yang diliputi ketegangan dengan top management tak perlu orang lain tahu. Apalagi anak buah, sekali-kali pantang!Â
Kalau pun ada yang tahu, pastikan itu bukan datang dari Anda.
3. Tawarkan extra effort dengan extra ordinary commitment
Tidak tertutup kemungkinan bahwa ada kalanya suatu pekerjaan membutuhkan tenaga tambahan. Tawarkan diri sambil "mengingatkan" pemangku kepentingan bahwa Anda punya kelebihan dan keahlian dalam hal pekerjaan dimaksud.Â
Sekaligus menunjukkan Anda masih beritikad baik kepada Perusahaan.
4. Dukung siapa pun, bahkan termasuk orang yang disiapkan sebagai "bayangan"
Walau mungkin tersinggung dan sakit hati, tetaplah loyal pada perintah atasan. Orang-(orang) yang disuruh "membayangi" Anda belum tentu itu sesuai dengan keinginannya.Â
Ingat dia atau mereka juga adalah karyawan yang sama dengan Anda yang tetap harus patuh pada perintah.
Setelah itu, hanya ada dua kemungkinan: situasi makin baik, atau malah beda dengan yang diharapkan.Â
Berbesar hatilah dengan segala kemungkinan. Yang penting, Anda sudah benar-benar melakukan tindakan yang tepat dan terbaik sampai detik akhir pengabdian di perusahaan yang faktanya memang telah berkontribusi signifikan dalam kehidupan Anda.
 Jangan pernah lupakan itu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H