Mohon tunggu...
Pardosa Godang
Pardosa Godang Mohon Tunggu... Dosen - Pelayan, pengajar dan pembelajar

Haus belajar, harus terus sampai aus ...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kompor Listrik, Langkah Baru Menunjukkan Kita Lebih Maju

21 September 2022   15:31 Diperbarui: 21 September 2022   15:33 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: koran.tempo.co

Membayangkan penjual gorengan dan namboru pengusaha lapo di dekat rumah memasak dengan menggunakan kompor listrik pastilah "sesuatu banget" bagiku. Pemandangan yang menakjubkan. Paling tidak, di awalnya. 

Bayangkan, kesederhanaan proses pengadaan barang dagangan untuk disajikan kepada pembeli dengan segera akan berubah menjadi kesan modernitas dengan peralatan dan teknologi yang dimanfaatkan tersebut.

Tak lama lagi pemandangan itu akan menjadi sesuatu yang biasa. Direncanakan pada tahun 2023 kelak akan ada lima juta rumah tangga sederhana akan menggunakan kompor listrik ini. Mereka adalah kelompok masyarakat berpendapatan rendah yang sekarang menggunakan elpiji 3 kg.

Meski butuh, Pemerintah tidak terburu-buru melakukan konversi ini dengan segera. Sekarang ini, masih dalam tahapan melakukan uji coba dengan melibatkan seribu rumah tangga di Solo, Denpasar, dan satu kota di Sumatera Utara yang diberikan kompor listrik 1.000 watt secara gratis. Berbekal pengalaman dari kegiatan tersebutlah kemudian Pemerintah akan memassalkannya ke wilayah lain.

Hebat! Indonesia Kelebihan Produksi Listrik, Ternyata ...
Apa yang mendasari konversi ini? Tak lain tak bukan, Perusahaan Listrik Negara (PLN) selaku pemasok tunggal kebutuhan listrik di negeri kita ini ternyata memiliki kelebihan pasokan listrik. Tak tanggung-tanggung, masih ada listrik yang "'nggak terpakai" sebesar 41 gigawatt hingga tahun 2030.

Kelebihan ini adalah buah dari proyek besar 35 ribu megawatt sejak 2015 yang lalu. Dan harus dimanfaatkan supaya tidak menjadi sia-sia.

Selain itu, subsidi gas yang membengkak menjadi pertimbangan lainnya. Juga fakta bahwa Indonesia masih mengimpor 70% kebutuhan gasnya yang tentunya menggerogoti devisa negara (sekitar Rp 80 triliun).

Kompor Listrik adalah Solusi
Kalkulasi sederhana memberikan perkiraan bahwa jika proyek konversi kompor gas ke kompor listrik ini akan mengonsumsi 6,3 gigawatt listrik. Dengan catatan, pencapaian itu bisa terwujud jika dalam tiga tahun ke depan ada 15 juta pelanggan.

Selain tambahan konsumsi atas kelebihan pasokan listrik, konversi kompor listrik dapat menghemat pengeluaran negara dari subsidi gas. Kenaikan 24% subsidi selama tahun 2020 -2021 yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak dan gas menjadi Rp 49,9 triliun. Tahun ini saja akibat perang Rusia-Ukraina diperkirakan butuh subsidi sebesar Rp 66,3 triliun.

Jika prediksi pengguna 300 ribu rumah tangga dapat tercapai, maka konversi kompor listrik ini akan menghemat subsidi sebesar Rp 330 miliar. Dan jika sampai lima juta rumah tangga maka akan menghemat sampai Rp 5,5 triliun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun