Mohon tunggu...
Pardosa Godang
Pardosa Godang Mohon Tunggu... Dosen - Pelayan, pengajar dan pembelajar

Haus belajar, harus terus sampai aus ...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Minyak Makan Merah yang Murah dan Bukan Curah, Solusi Sehat Minyak Goreng di Negeri Ini

20 September 2022   17:49 Diperbarui: 20 September 2022   18:01 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak gonjang-ganjing minyak goreng (migor) yang menimbulkan kehebohan di republik ini kelihatannya men-trigger Pemerintah untuk mencari dan menemukan berbagai solusi agar persoalan migor ini dapat segera teratasi. Solusi permanen tentu saja sangat diharapkan, baik oleh Pemerintah maupun masyarakat sebagai konsumen.


Menelusuri kronologi "prahara" migor yang dimulai dengan kondisi harga mahal, langka, lalu melimpah di pasar konsumsi dapat diringkas sebagai berikut:


Oktober 2021:                                           
Harga minyak goreng kemasan dan curah mulai naik di kisaran Rp 16.600-Rp 17.400 per kg                                
atau 0,9%-2,15%                                          

November 2021:                 
Kelangkaan terjadi di beberapa daerah      

                                                                                             
19 Januari 2022:
Subsidi dan kebijakan satu harga minyak goreng, Rp 14.000 per liter     

                                 
Januari 2022:
Kelangkaan masih terjadi      

                                     
1 Februari 2022:               
Harga Eceran Tertinggi (HET) per liter, curah Rp 11.500, kemasan sederhana Rp 13.500, kemasan premium Rp 14.000


5 Maret 2022:
Pemerintah janji gelontorkan 1,2 millar liter minyak goreng kemasan sederhana untuk 6 bulan ke depan


Hingga 15 Maret 2022:

Kelangkaan migor masih terjadi


16 Maret 2022:
Harga migor kemasan atau premium dilepas ikuti mekanisme pasar dan subsidi minyak goreng curah dengan patokan Rp 14.000 per liter


17 Maret 2022:
Menko Perekonomian pastikan minyak goreng curah subsidi ada di pasar tradisional dan minyak goreng kemasan premium di pasar modern

Dari kronologis tersebut terlihat bahwa Pemerintah sendiri mengalami kebingungan mengatasi persoalan dan kesulitan mengendalikan pasar dan para pemain yang juga terkesan "liar" dari bisnis yang memang menggiurkan ini. Hal tersebut pulalah yang akhirnya menggoda beberapa pejabat di perusahaan produsen migor dan pejabat pemerintahan yang selanjutnya berurusan dengan hukum dengan menyandang status tersangka.

Menteri Baru Solusi Baru
Tak lama setelah Menteri Perdagangan berganti ke Zulhas terasa perbaikan terjadi begitu cepat. Gonjang-ganjing hilang, distribusi migor kembali normal, dan pasar kembali tenang. 

Persepsi bahwa keputusan mengganti Menteri oleh Presiden merupakan opsi yang sangat tepat.

Belakangan, Zulhas me-launch minyak murah dengan merek Minyakita yang dibanderol dengan harga Rp 14.000 per liter. Tidak semua pabrikan tertarik untuk memproduksi Minyakita yang segera saja terlihat merata di pasaran.

Dok pribadi
Dok pribadi

Minyak Murah, Bukan Minyak Curah
Beberapa pabrikan memproduksi dengan mencantumkan HET Rp 14.000 dalam kemasan yang nyaris semua dalam kemasan plastik sederhana. 

Temuan di lapangan, hanya PT Bina Karya Prima (BKP) yang berani dan murah hati memproduksi migor tersebut dalam kemasan botol. Sebagaimana kita tahu, normalnya kemasan botol lebih mahal daripada kemasan plastik, entah 'gimana rahasianya BKP bisa menjual dengan harga yang sama.  

Dok pribadi
Dok pribadi
Konon, Minyakita dipersiapkan untuk menggantikan minyak curah suatu hari nanti. Sejak beberapa tahun lalu, Pemerintah sudah berancang-ancang untuk tidak menjual migor curah lagi dengan pertimbangan kesehatan konsumen (lihat tulisanku sebelumnya tentang betapa berbahayanya mengonsumsi minyak curah ini). Namun selalu tertunda dengan berbagai faktor penyebab.

Minyak Makan Merah (3M), Produk Sehat Paling Murah
3M ini produk yang sedang digarap Pemerintah (dalam hal ini adalah Menteri Koperasi dan UKM) sebagai solusi paling jitu untuk kebutuhan minyak masyarakat. Sama-sama diproduksi berbahan baku sawit, 3M ini mengikuti proses produksi yang lebih pendek dibanding proses migor kemasan. 

Tanpa bleaching untuk menjernihkan sehingga menghemat biaya produksi yang sekaligus juga memampukannya dijual sangat murah, yakni diproyeksikan hanya Rp 9.000,- per liter. Walau lebih murah, tapi 3M ini lebih sehat karena masih mengandung nutrisi yang dihilangkan oleh proses bleaching pada migor kemasan yang lebih mahal.

Untuk jelasnya, mari kita lihat perbedaan antara migor kemasan (yang lebih mahal) dengan 3M (yang lebih murah dan lebih sehat). Rujukan dari berbagai sumber ilmiah di bawah ini.


Minyak sawit merupakan salah satu minyak nabati yang paling banyak digunakan di dunia. Indonesia merupakan negara penghasil CPO terbesar dan juga menempati posisi teratas sebagai negara pengekspor CPO di dunia. Ekspor ke beberapa negara di Asia, Amerika, dan Eropa. 

Minyak sawit mengandung senyawa karoten dan vitamin E dengan kadar yang tinggi, di mana sebagian besar minyak sawit dijadikan sebagai produk pangan berupa migor di mana karoten sengaja dihilangkan agar diperoleh produk berwarna kuning keemasan. Produk ini yang dbeli dan digemari oleh masyarakat sampai kini.

3M merupakan produk minyak sawit yang masih mempertahankan karoten dan vitamin E dengan kadar yang tinggi. Karoten (pro vitamin A), tokoferol dan tokotrienol (vitamin E) yang dikandung 3M memiliki manfaat bagi kesehatan manusia seperti antioksidan, anti-kanker dan mempengaruhi penurunan kolesterol. 


Urutan proses pembuatan 3M antara lain adalah degumming, netralisasi dan deodorisasi pada suhu rendah sedangkan minyak goreng adalah degumming, bleaching dan deodorisasi pada suhu tinggi. Sejauh ini, beberapa industri di Malaysia telah mengkomersialisasikan 3M hingga produk turunannya. Sementara itu, di Indonesia belum sampai ke pengguna. Hal ini disebabkan oleh masyarakat Indonesia yang terbiasa mengkonsumsi minyak goreng berwarna kuning pucat (Hasibuan dan Siahaan, 2014).

Pemerintah Republik Indonesia membuat kebijakan agar produsen minyak goreng menambahkan vitamin A ke dalam produknya yang diedarkan di Indonesia melalui Peraturan Menteri Perindustrian nomor 87/M-IND/PER/12/2013. Tidak hanya pada migor bermerek, Pemerintah juga mewacanakan fortifikasi vitamin A pada migor curah (Hasibuan dan Siahaan, 2014). 

Adanya kebijakan ini, peluang penggunaan 3M semakin terbuka untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kekurangan vitamin A. Diyakini, 3M dapat digunakan untuk menurunkan defisiensi vitamin A. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan produk hilir dari 3M yang dapat diterima oleh masyarakat.


Pengembangan hilirisasi 3M pada skala industri kecil menengah sangat bermanfaat khususnya di daerah-daerah sentra penghasil minyak sawit karena pada umumnya sebagaimana kita ketahui bersama, industrialisasi produk hilir minyak sawit masih tersentralisasi di kota-kota besar seperti di Sumatera dan Jawa.

Minyak Makan Merah, Peluang dan Tantangan Atasi Masalah
Pendekatan Pemerintah dalam hal ini datang dengan strategi berbeda. Selain beda Kementerian yang menangani - bukan Kementerian Perdagangan, melainkan Kementerian Koperasi dan UKM -  perlakuan dan keberpihakan juga berbeda.

Sumber: sawitindonesia.com
Sumber: sawitindonesia.com
(1)Pabrik 3M didirikan dengan bantuan dana 100% Kementerian Koperasi dan UKM sebesar Rp 15 miliar. Pabrik mini ini akan dikelola oleh koperasi yang berdiri tidak jauh dari perkebunan sawit dengan luasan minimal 1.000 hektar. Dengan demikian, biaya pengiriman menjadi murah.


(2)Bukan milik perusahaan swasta, melainkan milik koperasi dengan kapasitas produksi 10 ton 3M per hari menggunakan 50 ton sawit dari petani mandiri. Misi Pemerintah dalam membesarkan peranan koperasi dalam sistem perekonomian Indonesia dapat terwujud. Sisi lain, kekuatan permodalan menjadi tantangan tersendiri, juga kemampuan manajemen pengelolanya yang secara umum kalah pengalaman dengan pabrik milik perusahaan swasta raksasa.


(3)Secara ilmiah, produk 3M ini lebih sehat karena masih mempertahankan kandungan vitamin A yang dapat mencegah stunting pada anak. Mengkomunikasikan tentang hal-hal baik kepada masyarakat yang sudah terbiasa dengan minyak kemasan yang jernih dan mahal membutuhkan strategi tersendiri untuk keberhasilan pemasarannya.  

Tak ada salahnya untuk mendukung dan bersiap menjadi konsumen 3M manakala sudah tersedia di pasar (diprediksikan 2023). 

Dapat murahnya, dapat pula sehatnya ...

Bekasi, 17 September 2022

Rujukan:
Hasibuan, H. A., & Siahaan, D. (2013). Karakteristik CPO, Minyak Inti Sawit dan Fraksinya. Seri Buku Saku. PPKS. Medan


Hasibuan, H. A., & Siahaan, D. (2014). Review standar minyak goreng sawit diperkaya karoten terkait fortifikasi vitamin a sebagai revisi SNI 031- 3741-2002. Jurnal Standardisasi, 16, 65-76


https://www.liputan6.com/news/read/4914474/infografis-harga-minyak-goreng-kemasan-ikuti-mekanisme-pasar


https://nasional.kompas.com/read/2022/07/18/14401621/jokowi-setujui-pembangunan-pabrik-cpo-mini-dan-minyak-makan-merah-berbasis?page=2


Foto:
https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2022/08/26/pembangunan-pabrik-minyak-makan-merah-lewat-jalur-cepat


https://sawitindonesia.com/presiden-minta-koperasi-bangun-pabrik-minyak-makan-merah/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun