Mohon tunggu...
Pardosa Godang
Pardosa Godang Mohon Tunggu... Dosen - Pelayan, pengajar dan pembelajar

Haus belajar, harus terus sampai aus ...

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Puji Tuhan, Anies Baswedan ...

14 September 2022   10:01 Diperbarui: 14 September 2022   10:02 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://koran.tempo.co/read/nasional/476454/kandidat-paling-berpeluang-jadi-penjabat-gubernur-dki-jakarta

Minggu lalu beredar foto Gubernur DKI Jaya Anies Baswedan (AB) mengenakan -- konon -- stola di salah satu gereja. Segera saja mengundang perdebatan riuh karena ada yang memahami bahwa hanya pelayan gereja -- bahkan ada yang dengan sangat ketat berpendapat hanya pendeta saja -- yang pantas mengenakan stola yang "sakral" tersebut.

Masing-masing punya dalil kebenaran sendiri. Masing-masing gereja (baca: denominasi) juga punya ketentuan sendiri. 

Dan, setelah aku lihat detil, "stola" yang dipakai AB berbeda dengan yang biasa dipakai pelayan ibadah, karena terlihat tulisan "terima kasih pak Anies" pada "stola" yang beliau pakai. Mana ada pendeta dan pelayan ibadah di mana pun di seluruh dunia pakai stola begitu? Artinya, yang dipakai AB hanyalah sekadar selempang yang mirip stola.

Bagiku, perdebatan tersebut hanya "pernak-pernik" yang mungkin saja memang direncanakan seorang AB yang selalu rindu mendapat panggung. Sebagaimana sering terlihat, setiap kesempatan dimanfaatkan AB untuk cari perhatian, apalagi ditunjang oleh kemampuan beliau dalam menata kata.
 
Momen yang terakhir ketika AB diperiksa KPK. Dengan gayanya yang khas plus sound system milik sendiri, beliau mengatakan "sedang membantu" KPK dalam menyelidiki kasus Formula E, ajang balapan yang sempat menimbulkan kegaduhan.

Banyak kontroversial yang ditimbulkan AB sejak terlibat politik praktis, utamanya ketika ikut pemilihan Gubernur DKI senyampang kegaduhan yang juga timbul bahkan sampai menjelang berakhirnya jabatan. 

Politik ayat dan mayat, penajam rasisme sehingga dijuluki "Bapak Politik Identitas", dan ahli tata kata daripada tata kota adalah beberapa julukan yang disematkan sesuai sepak terjangnya selama memimpin Jakarta.

Di akhir masa jabatannya, terkesan AB ingin "memperbaiki diri". Salah satunya adalah dengan mendekati pihak gereja melalui kunjungan dan bantuan dan ujaran yang sangat berbeda jauh dari image yang sempat tercipta selama ini. 

Namun, lagi-lagi Anies -- sengaja atau tidak -- menimbulkan kontroversi.

Puji Tuhan, kemarin DPRD DKI sudah mempersiapkan pengganti Gubernur AB yang akan berakhir masa jabatan Oktober nanti.

Ada 4 nama terpilih, namun 3 yang diusulkan ke Presiden untuk ditunjuk sebagai Penjabat Gubernur DKI sampai 2024. 

Siapa pun itu, dalam banyak hal pastilah lebih baik daripada seorang AB.

Selain hal baik yang diperbuat, kita juga patut bersyukur dengan kepemimpinan AB yang makin menyadarkan betapa pentingnya kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Kebutuhan kesatuan dan persatuan dalam masyarakat majemuk dengan latar belakang pluralisme, harta berharga yang dititipkan Tuhan bagi Indonesia.

Dan, perlunya kehati-hatian dalam memilih pemimpin, tentu saja.

Terima kasih, dan puji Tuhan, Anies Baswedan ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun