Ada yang mengejutkanku kemarin. Di suatu diskusi WAG penulis opini ada yang memberi info kemungkinan (tepatnya: dugaan atau spekulasi) bahwa Basuki mungkin yang akan dicalonkan PDIP untuk menggantikan Jokowi sebagai Presiden RI 2024-2029. Sebagai salah satu orang terdekat dan paling dipercaya Jokowi, karakternya juga sangat dekat dengan presiden kita yang sederhana, sedikit bicara tapi banyak bekerja. Â Â
Kriteria Presiden Versi Jokowi
Dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Jakarta akhir Juni lalu, Presiden Joko Widodo mengaku dirinya tidak mempersoalkan siapa yang akan terpilih menjadi presiden di Pilpres 2024 mendatang.
Namun katanya, sosok itu mestilah pemimpin yang bisa melanjutkan program-program yang telah dijalankan pemerintah selama ini.
"Supaya ada kontinuitas, supaya ada keberlanjutan,"Â kata Jokowi. Sederhana sekali yang juga menjadi impian banyak orang, tentunya.
Kriteria Presiden Versi Megawati
Ketika ditanyakan di sela Rakernas dan Sekolah Partai, Ketua Umum PDIP Megawati hanya menjelaskan, bahwa sosok pemimpin yang dicari partainya tidak hanya sekadar kuat secara elektoral tapi lebih penting kuat secara ideologis dan memiliki kemampuan mengelola tata pemerintahan yang begitu luas.
Tidak sesederhana kriteria yang disampaikan Jokowi, terkesan ada agenda terselubung untuk menegasikan Ganjar Pranowo yang kader partai dan selalu jadi peringkat utama dalam survey elektabilitas yang diselenggarakan lembaga berkompeten. Sebaliknya, terarah pada Puan, putri kandung beliau yang adalah Ketua DPR yang posisi elektabilitasnya berbanding terbalik dibanding Ganjar.
Basuki Bapak Konstruksi Paling Memenuhi
Jika dibandingkan -- dan dihubungkan dengan makin tajamnya kompetisi capres internal PDIP antara Ganjar dan Puan -- Jokowi dan Mega berada di persimpangan jalan. Jika diteruskan, potensi keretakan ini bisa berlanjut pada perpecahan yang juga berdampak kepada banyak hal.
Nah, di sinilah kemudian muncul nama Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang menjadi andalan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan secara besar-besaran. Hasilnya sangat jelas terlihat.
Karakter dan cara kerjanya sangat mirip Jokowi. Tidak banyak bicara (dan tidak banyak juga dibicarakan dalam wahana capres sehingga tidak muncul dalam survey elektablitis sesuai kriteria Mega), ogah buang waktu dengan debat percuma, namun sangat nyata dengan karya-karyanya.
Tidak ada yang meragukan bahwa Basuki akan melanjutkan semua program yang sudah dikerjakan Jokowi selama ini. Apalagi berdua selalu berbarengan manakala berhubungan dengan konstruksi.
Figur ini yang paling memenuhi kriteria capres, baik versi Jokowi maupun Megawati (dengan catatan: Mega melupakan semangat primordialisme yang pro Puan yang kasat mata terlihat sangat jauh kualifikasinya). Â
Tidak seperti biasanya, ketika Rakernas dan Sekolah Partai PDIP berlangsung, mendadak Basuki dikenalkan sebagai kader PDIP. Selain itu, lebih banyak mendapat porsi selama kegiatan tersebut berlangsung.
Mungkinkah?
Di dunia politik tidak ada yang mutlak, semuanya masih cair. Segala kemungkinan bisa saja terjadi.
Siapa yang menduga Prabowo dan Sandi akhirnya takluk dan bersedia bergabung bersama Jokowi dalam Kabinet? Siapa pula yang menduga jika suatu hari Mega takluk dengan kenyataan bahwa Puan tidak diterima pasar capres hingga memberikan tiket pencapresan kepada orang lain?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H