Mohon tunggu...
Pardosa Godang
Pardosa Godang Mohon Tunggu... Dosen - Pelayan, pengajar dan pembelajar

Haus belajar, harus terus sampai aus ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Misi Rekonsiliasi Jokowi: Tidak Mudah, tapi Bukan Tidak Mungkin

28 Juni 2022   15:22 Diperbarui: 30 Juni 2022   18:20 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi Ahli Rekonsiliasi dengan Kompromi https://coconuts.co/

Kita sedang menunggu sambil berharap-harap cemas dengan misi perdamaian Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia dalam minggu depan ini. Jokowi akan ke Ukraina lalu berlanjut ke Rusia bertemu dengan masing-masing presiden yang sedang bertikai tersebut. Jokowi akan mendesak Putin untuk negosiasi dan menyetujui gencatan senjata bagi rekonsiliasi damai.

Konon, mempertemukan dan memperdamaikan pihak yang berkonflik merupakan suatu kemudahan yang diberikan Tuhan kepada Presiden Jokowi yang sudah membuktikan dirinya mampu berdamai dengan "lawan-lawan politiknya" dengan merangkul mereka menjadi kawan seiring sejalan dengan menjadikannya anggota kabinet.  

Gencatan Senjata Impian Bangsa-bangsa di Dunia
Selaku presidensial negara-negara Kelompok 20 (G20), Jokowi akan mendesak Rusia dan Ukraina untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai, dan mencari cara untuk membebaskan ekspor gandum ke pasar global ketika ia mengunjungi Moskow dan Kyiv dalam misi perdamaian yang sangat penting tersebut.

Jokowi adalah salah satu dari enam pemimpin dunia yang ditunjuk oleh PBB sebagai "champion" dari Global Crisis Response Group (GCRG), yang dibentuk untuk mengatasi ancaman gelombang kelaparan dan kemelaratan yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat dari perang yang sudah berlangsung beberapa bulan ini.

"Perang harus dihentikan dan rantai pasokan pangan global perlu diaktifkan kembali," demikian tekad Jokowi yang disampaikan sebelum meninggalkan Jakarta dalam rangkaian perjalanan ke Eropa kali ini.

Komitmen untuk mengatasi kenaikan harga pangan dan energi, dengan konflik tersebut yang menyebabkan kekurangan pangan dan energi yang telah memicu inflasi di banyak negara akan dapat dinikmati dunia internasional. Normalisasi produk pangan dan pupuk dari Rusia dan Ukraina kembali ke pasar global adalah impian bangsa-bangsa sekarang ini.

Situasi tersebut diperlukan untuk mengamankan koridor gandum dari Ukraina dan membuka ekspor makanan dan pupuk dari Rusia. Mungkin belum banyak yang tahu, Ukraina adalah salah satu pemasok gandum terbesar bagi kita.

Jalan Tengah a la Jokowi Berkompromi
Sebagai ketua tahun ini, Jokowi akan menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali pada November mendatang. Beberapa negara telah mengancam akan memboikot jika Putin hadir, dan dalam upaya untuk meredakan beberapa ketegangan, Indonesia telah mengundang Ukraina untuk bergabung dalam KTT meskipun bukan anggota G20.

Kemampuan bernegosiasi dan mendapatkan jalan tengah yang paling diterima oleh kelompok-kelompok bertikai menjadi keahlian tersendiri yang dimiliki seorang Jokowi. Ingat strategi yang dipakai Jokowi ketika masih menjabat Walikota dalam memindahkan pedagang pasar di Solo?

Langkah pertama adalah mendapatkan konfirmasi dari kedua pemimpin untuk datang ke pertemuan G20 di Bali. Tantangan tersebut juga yang kelihatannya sekaligus menjadi pembuka jalan bagi Jokowi memperdamaikan keduanya.

Ujian dan Promosi Politik Bebas-Aktif 

Selain konflik Rusia-Ukraina ini, baru-baru ini Jokowi juga mengambil peran aktif dalam urusan luar negeri, termasuk dalam upaya regional untuk membawa perdamaian ke Myanmar setelah kudeta di negara tersebut tahun lalu. Indonesia dengan politik luar negeri yang bebas aktif merupakan negara yang paling tepat sebagai juru damai internasional. Keberhasilan dalam misi perdamaian sekaligus juga akan mempromosikan pendekatan unik yang hanya milik Indonesia tersebut.

Meskipun peluangnya sangat kecil sebagaimana banyak pengamat pesimistis menanggapi hal ini, tetapi sebagai salah satu negara berkembang terbesar di dunia dan mitra persahabatan Rusia dan Ukraina, Indonesia adalah suara penting di panggung global.

Ketika berbicara tentang negara dan keinginan mencoba dan mencapai semacam negosiasi dan penyelesaian damai, Indonesia dengan politik bebas-aktifnya adalah negara yang dapat membantu mewujudkan rekonsiliasi pertikaian ini. Jokowi dengan ketulusan hatinya akan membuktikan itu semua.

Kita tunggu dan lihat saja!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun