Melakukan klaim expenses adalah pekerjaan rutin bulanan yang aku lakukan sejak resmi jadi karyawan dan pemberlakuan ketentuan tersebut oleh Perusahaan. Itu artinya, pekerjaan tersebut aku lakukan sejak puluhan tahun yang lalu. Pernah diambil alih oleh Sekretaris -- sesuai ketentuan Perusahaan ketika aku jadi Direksi -- tapi tak berapa lama karena kemudian aku ambil alih kembali, dengan pertimbangan lebih beliau mengerjakan hal strategis lain dibanding pekerjaan sangat administratif tersebut. Selain itu, akulah yang paling ingat tentang pengeluaran yang aku lakukan.
Itu pula berarti terjadi pertentangan batin karena menyangkut apa yang bisa diklaim dan yang patut diklaim. Jika ketika masih "karyawan biasa" semuanya benar-benar jelas, namun ketika pada level tertentu malah menjadi 'nggak begitu jelas, misalnya untuk posting entertainment, dan allowance. Aneh juga, ya? Begitulah ... karena untuk beberapa pengeluaran memang diperbolehkan untuk "self-assessment".
Itu berarti, aku harus sering-sering bertanya pada diri sendiri tentang kelayakan penggunaan dana perusahaan yang dipercayakan kepadaku untuk operasional sehari-hari tersebut. Jenisnya, timing-nya, dan besarannya. Alat ukurnya bisa saja subyektif. Untunglah, ada pesan kuat yang selalu aku ingat: "Siapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan siapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."
Anda punya alat ukur juga?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H