Mohon tunggu...
Pardomuan Gultom
Pardomuan Gultom Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIH Graha Kirana

Lecturer

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memetakan Mimpi SBY

21 Juni 2023   22:57 Diperbarui: 21 Juni 2023   23:03 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehari setelah pertemuan Puan-AHY, Senin (19/6), muncul cuitan SBY yang menyebut dirinya bermimpi satu gerbong kereta api Gajayana menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur bersama dengan Megawati dan Presiden Jokowi, disambut presiden ke-8 di Stasiun Gambir. Dalam mimpi tersebut SBY menyebut Jokowi turun di Solo, Megawati menuju Blitar (makam Bung Karno), dan dia sendiri ke Pacitan.

Dari sisi semiotika, setidaknya ada 2 (dua) hal yg cukup menarik untuk diulas. Yang pertama, SBY, Jokowi, dan Megawati, sebagai subjek, yang dalam mimpi tersebut satu gerbong dengan pemberhentian di masing-masing tempat tujuan. Ketiga subjek tersebut merupakan mantan presiden, meski untuk Jokowi, dalam mimpi SBY mensyaratkan akan habis masa periodenya (atau tidak ada perpanjangan masa jabatan). Analogi turun dan menuju ke tempat asal masing-masing, SBY sedang memberi pesan simbolik bahwa ketiga subjek yang dia sebut (termasuk dirinya sendiri), kembali ke asalnya masing-masing.

Yang kedua, istilah "satu gerbong" dapat ditafsirkan bahwa dia tidak membedakan dirinya dari 2 subjek lainnya, yaitu Jokowi, yang akan habis masa jabatannya, dan Megawati sebagai mantan presiden. Artinya, SBY ingin menarik dirinya juga selaras dengan Jokowi dan Megawati. Apakah ini kiasan soal pilihan SBY terhadap objek presiden ke-8 yang dia beri peran menyambut mereka bertiga di Stasiun Gambir? Cuma SBY yang tahu!

Ada satu subjek yang memunculkan pertanyaan dari mimpi SBY ini, yakni subjek presiden ke-8. SBY tidak memberikan ciri-ciri khusus siapa yang dia maksud dengan presiden ke-8. Dia seolah mengafirmasi bahwa presiden ke-8 yang dia maksud, terbuka untuk ketiga tokoh tersebut, dengan menarik dirinya (SBY) tidak berbeda dengan Jokowi dan Megawati soal pilihan presiden ke-8.

Dan secara fenomenologis, antara peristiwa pertemuan Puan dan AHY sebagai anak-anak mantan presiden dengan simbolisasi mimpi SBY ini adalah dia ingin menyampaikan pesan bahwa pertarungan politik nasional ke depan merupakan pertarungan para penerus mereka. Hal ini terlihat dari simbolisasi "turun dan menuju" ke tempat mereka masing-masing, yaitu Solo, Pacitan, dan Blitar.

Apakah mimpi ini mengisyaratkan bahwa SBY berniat untuk pensiun secara politik dan mewariskan hasrat politiknya kepada AHY dan/atau Partai Demokrat? Pesan politik lewat mimpi bisa saja ingin mengaburkan fakta. Atau, sebenarnya SBY sedang mengimpikan?    

Utas cuitan SBY di akun twitternya: @SBYudhoyono

1. Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir. *SBY* 

2. Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 & beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai. *SBY* 

3. Setelah itu, kami bertiga naik kereta api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan. Di perjalanan, kami menyapa rakyat Indonesia dengan hangat. Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan. *SBY* 

4. Sampai di Solo, Pak Jokowi dan saya turun dari kereta. Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar utk berziarah ke makam Bung Karno. *SBY* 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun