Mohon tunggu...
Mas Ragil
Mas Ragil Mohon Tunggu... -

tidak ada salahnya kita selalu belajar demi mendapatkan ilmu yg bermanfaat,,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Club ( MoGe ) Motor Gede seperti Raja Jalanan saja.

28 April 2012   16:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:59 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Ilustrasi MoGe sumber gambar google)

Penguna Jalan raya dimanapun pasti akan minggir bila mendengar sirine yang berbunyi dari arah belakangnya, orang pasti berpikir bahwa yang akan lewat tersebut pasti Ambulance yang membawa jenazah atau membawa orang sakit atau mobil ambulance tersebut . Namun orang pasti sangat kesal setelah bunyi sirene melintas yang dikira ambulance tersebut hanya para club sepeda motor gede seakan-akan jalan tersebut sudah menjadi miliknya karena pengendara lain disuruh minggir, pengendara motor gede tersebut memberikan isyarat penguna jalan lainnya agar menepi dengan cara tangan dilambai-lambaikan agar penguna yang lain menepi.

Haltersebut diatas saya alami pada perjalanan kami beserta keluarga disaat pulang kampung ke daerah klaten pada hari jumat 20/04/2012 lalu, perjalanan saya dan keluarga terusik oleh mereka para pengemar motor gede yang sedang melakukan perjalanan jauh sepertinya. Dengan suara sirene motornya membuat penguna jalan yang lain pada minggir semua.

Club motor gede yang melintas di jalan antara kebumen hingga jogyakarta tersebut ternyata menyita banyak perhatian para penguna jalan raya tersebut. bukan pertama kalinya saya melihat hal-hal seperti tersebut setiap ada club motor gede lewat seakan-akan jalan milik mereka. Dengan menyembunyikan sirene sehingga penguna jalan lainnya merasa terganggu oleh club motor gede tersebut.

Lebih ironis lagi ternyata pengendara paling depan club motor gede tersebut motor polisi ,di bayar berapa polisi tersebut hingga mengorbankan penguna jalan lainnya, hanya membuka jalan dengan membunyikan sirene pada motor gede punya rakyat tersebut, kenapa saya bilang motor gede polisi tersebut punya rakyat karena motor tersebut belinya dari uang rakyat.para club motor gede tersebut setiap melintas dengan kecepatan yang cukup tinggi sedangkan lalu lintas daerah atau wilayah jalur kebumen – jogya sangat padat sepertinya mereka tersebut mengabaikan faktor keamanan karena merasa dikawal polisi yg membuka jalan. Mungkin karena mereka sudah bayar sama pak polisi tersebut para club motor gede tersebut seenaknya saja mengunakan jalan raya tersebut.

Singkat kata setelah perjalan saya sudah masuk wilayah wates laju kendaraan depan saya tersendat atau macet dalam hatiku pasti depan ada kecelakaan, ternyata benar apa yang aku pikirkan.di pertigaan jalan diwilayah wates saya sendiri lupa nama daerah pertigaan jalan tersebut. ternyata di pertigaan jalan tersebut tergelatak motor gede dan seorang pengendara sepeda motor biasa seorang ibu sudah tergelatak di pinggir jalan sepertinya pingsan ibu tersebut. dan saya melihat pengendara motor gede sedang di bantu masyarakat yg ada d tempat kejadian memindahkan motor gedenya dan pengendaranya masih ditengah jalan.pengendara motor gede tersebut sepertinya ketinggalan rombongannya saya kira dia buru –buru untuk mengejar rombongannya sehingga mereka mengabaikan faktor keamanannya.

Pertanyaan saya kepada pihak terkait kenapa selama ini setiap ada konvoi motor gede seakan-akan jalan raya menjadi miliknya…??? Apa karena yang punya motor gede tersebut orang-orang berduit sehingga seenaknya sendiri memakai jalan raya…

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun