Mohon tunggu...
Paras Tuti
Paras Tuti Mohon Tunggu... Guru - Cakrawala Dunia Indonesia-Jepang

Kosong itu penuh. Dan, penuh itu kosong

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Peran "O-Sake" dalam Sosial Masyarakat Jepang

27 Maret 2018   22:10 Diperbarui: 28 Maret 2018   18:35 1906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai anak kuliahan atau pegawai kantor rendahan, minuman yang lebih sering diminum adalah minuman beralkohol berjenis bir. Karena memang harganya lebih murah, dan orang yang masih muda jarang memikirkan tentang efek kesehatan. Jadi, tidak semua orang Jepang dewasa penikmat O-Sake. Biasanya orang yang sering meminum O-Sake adalah orang-orang yang mapan ekonomi atau yang berusia 60 tahun ke atas

O-Sake dan Silaturahmi a la Jepang

Acara berkumpul bisa dilakukan bersama dengan keluarga atau tidak bersama keluarga bergantung dari jenis acara yang akan dilakukan. Acara berkumpul tidak bersama keluarga biasanya dilakukan bersama teman sekantor, kekasih atau teman dekat. Jepang memiliki kebiasaan acara minum bersama (nomikai), yang dilakukan bersama teman seperkerjaan dan dilakukan setelah pulang kerja. Atau bahkan dilakukan oleh sesama teman kampus dan dosennya. 

Saat akhir tahun ajaran, banyak orang merayakan kelulusan dengan acara minum bersama (nomikai). Juga acara akhir tahun pada tanggal 30 Desember dan acara tahun baru.

Minum bersama teman seperkerjaan setelah pulang kerja merupakan salah satu budaya Jepang. Tekanan karyawan yang selalu dituntut untuk bersikap formal dalam pekerjaanya mengakibatkan seorang bawahan tidak dapat mengeluarkan unek-uneknya. Dengan adanya acara minum bersama (nomikai),dapat mengeluarkan unek-uneknya dan menjadikan akrab satu sama lainnya.

Ada suatu pepatah sehubungan dengan silaturahmi dan interaksi dalam sosial masyarakat Jepang, yaitu , O-sake wo karite, naka yoku suru. Terjemahan arti kurang lebihnya demikian, lebih memperdalam tali silaturahmi dengan meminjam kekuataan O-Sake. Mengapa ada pepatah semacam ini, karena orang-orang Jepang tidak lahir dari budaya lisan seperti halnya Indonesia. 

Mereka tidak terbiasa atau tidak begitu pandai untuk memulai percakapan atau untuk lebih memperlebar tema ngobrol. Dengan bantuan O-Sake ini, mereka bisa lebih percaya diri. Jadi bisa dikatakan kebiasaan meminum minuman beralkohol di Jepang ini, salah satunya adalah bertujuan untuk meluapkan isi hati dan untuk mendekatkan diri dengan teman minumnya.

Bagaimana dengan orang-orang Indonesia? Kebiasaan orang Indonesia untuk bisa mendekatkan diri dengan temannya, untuk bisa bicara dari hati ke hati biasanya adalah dengan minum kopi bersama. Dan mungkin lebih tepatnya ajakan untuk mempererat pertemanan ini, memakai pepatah yang sesuai dengan Indonesia yakni 'dengan meminjam kekuatan kopi, pertemanan menjadi lebih akrab'. Sehingga muncullah sebuah kalimat ajakan "kita ngopi yuk!".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun