Mohon tunggu...
Parassae
Parassae Mohon Tunggu... Freelancer - Berakadlah dengan Allah

Hanya wanita lemah yang mengemas kekuatan dengan diam dan sabar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suamiku, Aku Ikhlaskan Dirimu Berpoligami

7 Maret 2022   11:07 Diperbarui: 7 Maret 2022   11:13 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun, tak ada yang bisa menentang keinginan suamiku. Sekeras apapun aku mengungkapkan ketidaksetujuanku akan keputusannya, dia akan tetap bersikeras. Dalam hatinya tetap aka nada pikiran untuk itu. Lalu apa dayaku? Apalagi jika Engkau pun telah menggariskannya untukku.

Kemudian aku hanya bisa berusaha menyelamatkan hatiku. Mencari definisi lain dari bahagia dalam berumah tangga. Menyimpulkan standar kebahagiaan yang baru dalam hidupku yang tidak melulu tentang menjadi prioritas atau menjadi nomer satu dalam hidup suamiku. Suamiku berhak bahagia dengan keputusannya yang dilandaskan atas diriMu. 

Aku akan tetap melayaninya semampu yang aku bisa, aku akan tetap melayaninya dengan semestinya. Namun dengan tanpa mengurangi rasa hormatku kepada suamiku, dengan tanpa mengurangi nilai-nilai ibadahku kepadaMu, aku mencoba melakukan aktifitas lain agar aku tidak lagi memikirkan bagaimana kiranya jika suamiku benar-benar mendatangkan seorang perempuan dalam hidupnya, entah itu dua, tiga atau empat sekalipun.

Aku ingin menjadi wanita yang mandiri dalam segala hal. Bukan karena takut kelak suamiku berpoligami dan kekurangan rezeki dalam berbagi ketika telah berpoligami, atau kekurangan waktu dalam menemani. Melainkan karena aku tengah mempersiapkan diri seandainya aku benar-benar harus menghadapi sesuatu yang tak kukehendaki. 

Supaya ketika hal itu terjadi, aku bisa berbisik pada diri, "Allah, Engkau yang mempersatukan aku dan suamiku, kelak Engkau jualah yang akan memisahkan kami. Entah karena kematian, entah karena takdirMu yang lain, atau karena suamiku berbagi wanita hingga aku harus berpisah dalam beberapa waktu saat dia berbagi. Maka jadikanlah aku wanita yang siap akan hal itu. Dimana ketika segala ketentuanMu mengarah pada takdir poligami suamiku, aku telah siap dengan segala kemandirianku."

"Suamiku, aku sudah belajar membeli gas sendiri dan memasang regulatornya  sendiri. Agar kelak ketika engkau sedang bersama istri-istrimu yang lain, aku tidak akan kebingungan saat komporku tak menyala karena gas habis. Aku sudah belajar untuk tak menghubungimu terlalu sering ketika kita sedang jauh atau ketika kau sedang berada di luar kota. 

Agar kelak ketika engkau benar-benar memiliki istri yang lain, aku tak perlu risau mengkhawatirkanmu ketika engkau sedang bersama salah satu di antara mereka. Aku sudah bertekad tidak akan berhenti bekerja, apapun kondisi kantorku. Aku akan tetap bertahan, suamiku. Bahkan aku akan mencari bisnis lain dan mencari peluang usaha lain yang menjanjikan. 

Agar kelak ketika engkau benar-benar memiliki istri-istri yang baru, aku bisa membantumu membiayai kebutuhan anak-anak kita dan membiayai kebutuhanku sendiri tanpa mengganggu keuanganmu bersama istri-istri dan anak-anakmu manakala dirimu sedang dalam kondisi tak stabil secara ekonomi. Dan aku akan tetap mendoakanmu, agar terwujud seluruh impianmu di dunia dan di akhirat, menjadikanku manusia yang lebih baik, dan mampu menerima segala ketentuanNya dengan ikhlas."

Sejak saat itu, aku mulai mengurangi kekagumanku pada suamiku. Yang semula aku melihat suamiku sebagai lelaki tampan yang sangat gagah, aku kini hanya melihatnya sebagai manusia ciptaan Allah yang dengan kuasaNya hingga membuatku memilih bersanding dengannya. Yang semula aku sangat manja dan ingin selalu dekat dengannya, aku kini berusaha untuk menahan rasaku agar tak berlebihan. 

Yang semula aku khawatir jika dia akan meninggalkanku karena kekuranganku, aku kini berusaha mendekat kepadaNya yang selalu mencintai hambaNya apapun keadaannya. Aku berusaha mencintaiNya, mempersembahkan seluruh hidupku untukNya. Ikhlasku, sabarku, dan seluruh ibadahku, hanya untukNya.

"Ya Allah, aku ikhlas suamiku berpoligami. Aku hanya minta satu hal dariMu, kuatkan aku menerima ketentuanMu, dan jangan pernah menjadikanku manusia yang bergantung kepada suamiku. Jangan jadikan aku manusia yang teramat mencintai suamiku. Jadikan aku hambaMu yang hanya mengharapkanMu dan mencintaiMu sebesar diriMu mencintaiku."

Purbalingga, 7 Maret 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun