Mohon tunggu...
Muhammad Ikhsan
Muhammad Ikhsan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lahir di Sinjai, remaja di Makassar, diospek di Bogor, [.....] di Jepang. Mahasiswa Ilmu Komputer di Institut Pertanian Bogor, tertarik dengan isu-isu sospol. Blogger kurang konsisten di http://pararang.com. #KnowledgeSeeker

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aksi Tolak Kenaikan Harga BBM: “Pemerintah Harus Berpihak Pada Rakyat Miskin”

8 Maret 2012   15:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:21 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

press release aksi "TOLAK KENAIKAN HARGA BBM" KAMMI Daerah Bogor


Sudah saatnya pemerintah berkaca diri terhadap tugas yang diemban, yaitu “menyejahterakan rakyat miskin”. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah seharusnya bukan hanya berdasarkan akal dan hawa nafsu semata tetapi dengan hati nurani mereka. Fakta memperlihatkan sejak subsidi terhadap BBM dikurangi, dampak dari kebijakan ini hanyalah penderitaan rakyat miskin yang semakin bertambah dan nyata-nyatanya kebijakan ini hanya untuk kepentingan golongan tertentu. Lalu dengan alasan apalagi pemerintah ingin menaikkan harga BBM? Alasan yang mereka ungkapkan hanya omong kosong belaka, mata hati mereka telah mati. Sisi kemanusiaan mereka telah habis dimakan oleh kekuasaan, ketakutan hilangnya jabatan dan ketamakan diri.
Pemerintah tidak peduli dengan tarif dasar listrik yang akan naik kemudian, “ketertinggalan” rakyat miskin semakin menjadi, dimana lampu petromak bahkan mungkin cahaya sudah tak pantas lagi untuk rakyat miskin. Lantas “Status Miskin” juga akan semakin menjauhkan kesehatan dari meraka karena ketidakmampuan untuk membayar biaya pengobatan. Bahkan mungkin rakyat harus berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer karena ketidaksanggupan membayar jasa transportasi yang semakin tak terkendali. Rakyat akan dibuat berpikir secara singkat bagaimana mendapatkan uang, keputusasaan akan tingginya harga “buku” dan gerbang sekolah akan memprimitifkan pemikiran mereka yang akhirnya tato, senjata, penindasan terhadap kaum yang lemah dan kekerasan hidup akan menjadi pilihan dan kepribadian sehari-hari. Apakah rasa cemas yang ingin dihadiahi oleh pemerintah terhadap rakyatnya? Kecemasan dan ketakutan terhadap kekerasan dan budaya “balik modal/korupsi” yang kini sudah menjadi jati diri bangsa.
Dengan alasan di atas Pengurus Daerah KAMMI Bogor Menyatakan sikap:
1) KAMMI menolak dengan tegas kenaikan Harga BBM dengan alasan apapun,
2) Pengalihan Subsidi terhadap subsidi BBM sebelumnya hanya akan menjadi bibit korupsi selanjutnya
3) Saatnya pemerintah membuat kebijakan atas kepentingan rakyat miskin, bukan segolongan rakyat tertentu.
4) Pemerintah harus memosisikan diri dengan tegas dalam hal kerjasama pengelolaan sumber daya alam dan aset Negara, serta membatalkan semua kerjasama jika terbukti lebih merugikan rakyat kecil
5) Pemerintah harus serius dalam pengembangan keilmuan dan pendidikan bidang riset dan penelitian agar dapat menopang kemajuan teknologi Indonesia dalam upaya jangka panjang mencari alternatif BBM
6) Jika pemerintah tetap pada pendiriannya untuk tetap menaikkan harga BBM maka pemerintah telah gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat.

Bogor, 09 Maret 2012
Pengurus Daerah KAMMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Bogor

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun