Mohon tunggu...
Muhammad Ikhsan
Muhammad Ikhsan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lahir di Sinjai, remaja di Makassar, diospek di Bogor, [.....] di Jepang. Mahasiswa Ilmu Komputer di Institut Pertanian Bogor, tertarik dengan isu-isu sospol. Blogger kurang konsisten di http://pararang.com. #KnowledgeSeeker

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS Bikin Ribut Lagi

23 Maret 2014   12:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:36 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini sepertinya banyak goal tercipta di liga Inggris. Kebetulan saya cuma sempat nonton pertandingan Man.City vs. Fulham di TV sambil sesekali ngintip linimasa twitter buat nonton partai Cardiff vs. Liverpool via kicauan-kicauan para jamaah twitteriyah yang lebih memilih menyaksikan duo SAS beraksi. Hal ini sudah biasa, maklum penghuni asrama, TV cuma satu tapi penghuni-penghuninya merupakan fans dari berbagai jenis klub dan liga yang beragam. Jadilah, chanel di TV mengikuti suara terbanyak, DEMOKRASI.

Namun ada yang lebih menarik perhatian saya ketimbang kicauan-kicauan tentang Liverpool. Karena selain kicauan tentang City dan kekalahan Arsenal dilaga ke 1000 si Opah Arsene, linimasa saya juga ramai dengan kicauan dengan tagar #AkuPilihPKS.

Bukan suatu kebetulan sih, saya memang mengikuti banyak akun-akun partisan yang boleh dikatakan populer lah. Sama halnya hari ini, sore tadi, linimasa saya ramai dengan kicauan-kicauan positif tentang Jokowi, ehhh malamnya arus berubah, giliran anak-anak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bikin ribut.

Berhubung ngebahas PKS, maka secara pribadi sih saya membagi akun-akun tersebut kedalam dua kategori,


  1. akun yang berafiliasi ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS),
  2. dan akun-akun yang cenderung menunjukkan ketidaksukaan mereka terhadap PKS.

Untuk jenis yang kedua ini biasanya dilabelin sebagai "hater" oleh akun-akun personal maupun organisasi/komunitas yang berafiliasi dengan PKS. Terus, untuk tulisan kali ini saya lebih fokus ke kelakuan golongan pertama yang berhasil membawa saya untuk memonitor beberapa akun yang berafiliasi ke PKS, salah satunya akun [at]pkspiyungan.

Setelah ngestalking kicauan-kicauan beberapa akun serta sedikit ngegunain beberapa aplikasi online, saya akhirnya tahu darimana asal keributan #SayaPilihPKS ini berasal. Ternyata keributan dengan tagar #SayaPilihPKS ini diinisiasi oleh akun dengan nick [at]kakayugi. Berikut bukti otentiknya,


Nah, dari capture kicauan di atas kita bisa langsung ngetracking siapa sih sebenarnya provokator alias otak keributan #SayaPilihPKS ini. Yahhh, semuanya berasal dari kicauan akun dengan nick [at]hafidz_ary. Coba cek gambar berikut,

13955248121672889107
13955248121672889107

Gimana sodara-sodara, apakah sejauh ini saya sudah mirip seorang detektif atau wartawan investigasi? #seriusNanyaNih :)

Ehhh belum selesai loh, tadikan di atas sana, ke atas dikit lagi!! Saya sempat bilang kalo saya juga menggunakan beberapa aplikasi online untuk mencari asal keributan #SayaPilihPKS. Berikut beberapa datanya,

[caption id="attachment_316649" align="aligncenter" width="620" caption="Statistik kicauan #SayaPilihPKS dari hastags.org"]

13955262561635296668
13955262561635296668
[/caption]

Ada yang bisa ngebaca kurva di atas? Saya juga agak sulitsih mendeskripsikan maksud kurvanya. Sekedar tau kalo kurva itu menunjukkan estimasi jumlah kicauan setiap jam yang didalamnya terdapat tagar #SayaPilihPKS mencapai jumlah tertingginya pada pukul 10.00 waktu Chicago (Silah konversi sendiri ke waktu zona Indonesia) dengan jumlah 6.800 kicauan dari sampel yang merupakan 1% dari keseluruhan kicauan, yah jumlah rilnya tinggal dikalilipatkan dengan 100. Bener tak? CMIIW. Untuk angka 1% sampelnya sendiri saya tidak bisa ngejelasin gimana metode samplingnya tuh sistem, yah lebih tepatnya sih kurang ngeh. Tapi kalo mau dicerna semampu saya dari keterangan di web hastags[dot]org, 1% itu merupakan sampel kicauan yang diambil dari keseluruhan kicauan di twitter selama 24 jam terakhir. Gambar selanjutnya,

[caption id="attachment_316650" align="aligncenter" width="596" caption="a. lima besar akun terproduktif menggunakan tagar #SayaPilihPKS, b. lima besar akun paling berpengaruh dengan tagar #SayaPilihPKS"]

13955265641941287031
13955265641941287031
[/caption]

Gambar a merupakan hasil dari pencarian saya di twazzup.com yang menunjukan lima besar akun terproduktif menggunakan tagar #SayaPilihPKS. Mungkin produktif dalam hal jumlah kicauan yang mengandung tagar tertentu. Mungkin loh ya. CMIIW!!. Lalu gambar b merupakan data dari hastags.org yang menunjukan lima besar akun paling berpengaruh yang didalam kicauannya terdapat tagar #SayaPilihPKS. Digambarada satu akun yang sengaja saya sensor karena dari beberapa kicauan memang mengandung tagar #SayaPilihPKS namun tidak relevan. Singkatnya, akun yang saya sensor itu kemungkinan besar adalah robot.

[caption id="attachment_316651" align="aligncenter" width="536" caption="sumber dari trendsmap.com"]

13955272181625382881
13955272181625382881
[/caption]

Gambar terakhir ini menunjukan sebaran geografis kicauan dengan tagar #SayaPilihPKS. Saya sendiri tidak dapat memastikan ini tepat 100%, karena bisa saja didalamnya juga terdapat kicauan yang menagndung tagar #SayaPilihPKS namun tidak relevan, misalnya kicauan akun robot. Namun yang pasti dari gambar tersebut, #SayaPilihPKS nya didominasi pengguna twitter di Indonesia. Yang terakhir ini saya bisa jamin 100%.

Oh yah, kenapa saya beri judul "PKS Bikin Ribut Lagi"? Tak lebih dan tak kurang karena memang selain Jokowi, cuma PKS yang sering bikin ribut di linimasa saya. Termasuk baru-baru ini PKS bikin ribut melalui salah satu menterinya yang "salah pencet" nge-follow akun porno di twitter. Bedanya, kalo tagar #SayaPilihPKS ini yang ribut adalah akun-akun berafiliasi PKS maka insiden atau katanya ketidaksengajaan "salah pencet" waktu itu yang ribut adalah akun-akun yang cenderung tidak suka dengan PKS.

Semoga bermanfaat. Salam tangan kanan!! :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun