Mohon tunggu...
Taufik Yoga Pratama
Taufik Yoga Pratama Mohon Tunggu... Relawan - Sharing and Connecting

Here I am, walking naked through the world - Mr. Big

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Waspada Tsunami (Harga) Minyak

11 Februari 2015   18:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:26 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_350489" align="aligncenter" width="463" caption="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT5rgzgnqseoki18iDGMDlN4GYREiKyY2g24sGWRblcLUa5ouZZ"][/caption]

Selamat pagi, Kompasianers.

Bagi yang domisili Jakarta, gimana? Masih banjir? Jangan-jangan kompleks rumah anda disabotase oknum. Heuheu..

Tak apalah, kata orang hujan itu rejeki. Maka kali ini Tuhan sedang melimpahkan begitu banyak rejeki kepada seluruh warga Jakarta.

__________________________________________________________________________________

Oke, bosan, dan muak, dengan KPK vs Polri yang tak kunjung henti dan entah kemana ujungnya (Where are you Mr. President?), kali ini saya akan #akting jadi ahli minyak. Dan mencoba menganalisa fenomena menurunnya harga minyak satu tahun belakangan dan apa yang perlu kita waspadai kedepannya.

Sudah hampir 3 minggu berselang setelah meninggalnya pemimpin Arab Saudi Raja Abdullah dan harga minyak dunia masih cenderung stabil di level terendahnya. Raja Abdullah adalah otak, atau bisa disebut biang kerok, dari menurunnya harga minyak dunia.

Di tengah melimpahnya hasil produksi minyak kala itu, beliau dengan tegas menolak permintaan OPEC untuk menghentikan (menyesuaikan) produksi minyak mentah di negaranya, hal ini mengakibatkan menumpuknya stok minyak dan serta merta berimbas pada penurunan harga minyak. Tidak tunduk pada kekuatan asing.

Setelah kepergian beliau, Raja Salman naik tahta. Geliat naiknya harga minyak dunia mulai tampak. Banyak kalangan analis berpendapat bahwa Raja Salman lebih “terbuka” dari pendahulunya, indikasinya Presiden AS langsung bertandang ke Arab pasca Raja Salman naik tahta. Muncul ke-khawatir-an bahwa kemungkinan Raja Salman akan mengakomodir kepentingan negara-negara anggota OPEC dengan membatasi produksi minyak Arab Saudi, agar tercipta kestabilan harga (tinggi). Namun tudingan sumir itu dibantah langsung oleh beliau, beliau mengatakan akan tetap menjalankan kebijakan Raja Abdullah.

Lalu, apa yang perlu dikhawatirkan dari naiknya harga minyak? Saya menyebut bahaya yang mengintai kita dengan nama: Tsunami Minyak.

Perlu rasanya saya menganalogikan fenomena ini dengan proses terjadinya tsunami. Atau setidaknya tsunami yang melanda Aceh 1 dekade lalu.

Sepengetahuan saya, tsunami diawali dengan proses gempa bumi di kedalaman laut. Dengan kekuatan gempa yang besar, retakan terbentuk, lapisan bumi terbuka membentuk patahan. Air yang berlimpah mengisi patahan tersebut, menyedot jumlah yang sangat banyak sehingga pantai-pantai surut hingga ratusan meter dan meninggalkan ikan-ikan tergelapar. Masyarakat yang awam tidak akan menyadari bahaya lanjutan dari surutnya air laut tersebut, berbondong-bondong mengambil ikan yang tinggal tangkap tanpa perlu memancing. Bahagia (semu).

Gempa susulan muncul, patahan menutup, membuncahkan berjuta-juta liter air laut. Masyarakat tidak tahu itu, mereka masih asyik bermain di pantai. Tiba-tiba terdengar gemuruh, ombak menggulung-gulung setinggi pohon kelapa. Tsunami. Kejadian selanjutnya adalah penghitungan jumlah korban dan total kerugian. Tragis.

Dari analogi di atas, surutnya harga minyak hingga level terendah dan ketidaktahuan (ke-tidak waspada-an) masyarakat akan memberi utopia berlebih, hingga tidak sadar kemungkinan yang akan muncul di depan.

Ingat, sekarang harga BBM di Indonesia sudah tidak bersubsidi, harga jual mengikuti harga pasar. Waspadalah terhadap lonjakan harga setinggi pohon kelapa.

Kawasan Sudirman, 11 Februari 2015

-Paranoia-

@yoga_paranoia

Referensi:

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2015/01/150123_saudi_raja_meninggal

http://boombastis.com/2015/01/24/raja-abdullah-meninggal/

http://www.voaindonesia.com/content/presiden-obama-temui-raja-salman/2614971.html

http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/raja-salman-pertahankan-kebijakan-minyak/

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/01/23/nilzr4-raja-saudi-meninggal-harga-minyak-dunia-melonjak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun