Mohon tunggu...
Parama Suryandhika
Parama Suryandhika Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

banyak tugas gan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Nilai Nilai Tri Hita Karana

22 September 2023   00:39 Diperbarui: 22 September 2023   00:42 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : I Made Parama Suryandhika

NIM : 2317041184

Prodi : S1 Manajemen

Kelas Rombel : 16

Tri Hita Karana adalah konsep filosofis yang berasal dari budaya Bali, Indonesia, yang mengilustrasikan tiga aspek utama dalam mencapai harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan manusia. Kata "Tri Hita Karana" berasal dari bahasa Sanskerta dan berarti "tiga tindakan yang membawa kesejahteraan." Konsep ini memandang bahwa kesejahteraan manusia tergantung pada hubungannya dengan tiga entitas utama :

  • Parahyangan (Hubungan dengan Tuhan):

Aspek pertama dari Tri Hita Karana adalah Parahyangan, yang mengacu pada hubungan manusia dengan Tuhan atau dunia spiritual. Ini mencerminkan kepercayaan, ritual, dan upacara keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat Bali untuk menjaga keseimbangan dan kedamaian dengan alam semesta. Parahyangan mencakup penghormatan terhadap dewa-dewa dan roh leluhur, serta partisipasi dalam berbagai upacara keagamaan.

  • Pawongan (Hubungan dengan Sesama):

Aspek kedua dari Tri Hita Karana adalah Pawongan, yang menekankan hubungan manusia dengan sesama manusia. Ini mencakup nilai-nilai seperti solidaritas, kerja sama, toleransi, dan kasih sayang terhadap orang lain. Masyarakat Bali meyakini bahwa menjaga hubungan yang baik dengan sesama adalah kunci untuk mencapai harmoni dan kedamaian dalam masyarakat.

  • Palemahan (Hubungan dengan Alam):

Aspek ketiga dari Tri Hita Karana adalah Palemahan, yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Ini mencakup konsep-konsep seperti keberlanjutan, penghormatan terhadap alam, dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Masyarakat Bali meyakini bahwa menjaga keseimbangan dengan alam adalah penting untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia.

                Konsep Tri Hita Karana mencerminkan nilai-nilai budaya dan filosofis yang mendalam dalam masyarakat Bali. Ini bukan hanya pandangan tentang kehidupan, tetapi juga menjadi pedoman untuk berperilaku baik dan hidup dalam harmoni dengan alam, sesama manusia, dan dunia spiritual. Tri Hita Karana juga memiliki implikasi dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk seni, budaya, pertanian, dan pelestarian lingkungan.

                Ajaran dari Tri Hita Karana ini tentu wajib dipraktekkan dalam kehidupan umat manusia. Walaupun ini bukanlah kewajiban, namun ajaran ini bisa menjadi panduan moral dan etika yang dipandang sebagai bagian integral dari identitas budaya Bali. Ajaran ini pun juga berhubungan dengan aspek aspek yang ada di kehidupan, seperti Adat istiadat, Agama, Suku, bahkan sampai Keluarga. Adapun nilai nilai dari aspek aspek tersebut yakni :

  • Adat istiadat

THK (Tri Hita Karana) merupakan ajaran yang banyak dipraktekkan oleh masyarakat bali. Bahkan Adat istiadatnya terhubung erat dengan ajaran ajaran Tri Hita Karana. Contohnya  seperti tari dan Seni Pertunjukan. Tarian dan seni pertunjukan di Bali, seperti tari Legong dan Barong mencerminkan harmoni dan keindahan dalam seni. Ini adalah manifestasi dari nilai Parahyangan, di mana seni dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap dewa-dewa dan cara untuk mengungkapkan spiritualitas. Selain itu Subak merupakan salah satu ajaran Tri Hita Karana yang ada di adat bali. Subak adalah sistem pertanian berkelanjutan yang mencerminkan nilai Palemahan. Petani di Bali bekerja sama dalam pengaturan air dan pengelolaan lahan pertanian mereka, menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan menjaga keseimbangan dengan alam.

  • Agama 

Tri Hita Karana tidak hanya terhubung dengan adat istiadat yang ada di bali, namun juga terhubung erat dengan agama yang ada di Bali, yakni agama Hindu. Contohnya seperti adanya Karma. Karma dalam agama Hindu menekankan bahwa tindakan seseorang akan berdampak pada kehidupannya, baik dalam kehidupan saat ini maupun kehidupan berikutnya (reinkarnasi). Oleh karena itu, penting untuk melakukan tindakan yang baik dan moral, mencerminkan nilai-nilai Pawongan dan Palemahan yang mendorong kerja sama dan tanggung jawab terhadap sesama manusia dan alam. Selain itu, praktek ibadah, pemujaan dewa-dewi, dan pelaksanaan upacara keagamaan di Hindu merupakan implementasi Tri Hita Karana yakni Parahyangan, yaitu penghormatan terhadap aspek spiritual dalam kehidupan.

  • Suku

Selain dari Adat istiadat dan Agama, nilai nilai Tri Hita Karana juga mempengaruhi aspek suku. Contohnya seperti gotong royong, Ketika ada perayaan atau pekerjaan bersama, seperti mempersiapkan acara, membangun atau memperbaiki infrastruktur desa, masyarakat Bali sering berpartisipasi dalam gotong royong. Ini mencerminkan prinsip Pawongan.

  • Keluarga

Nilai Nilai Tri Hita Karana juga terhubung di dalam sebuah keluarga dan bisa dilakukan setiap harinya. Contohnya saja seperti menghormati orang tua, saling membantu di dalam keluarga, dan saling menjaga sikap dengan keluarga. Hal tersebut sudah masuk ke dalam ajaran ajaran Tri Hita Karana.

Dari ajaran ajaran yang berkaitan dengan Tri Hita Karana, kita bisa menggunakannya sebagai pedoman hidup agar hidup jauh lebih dan meningkatkan moral dan etika yang ada di dalam diri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun