Mohon tunggu...
Parahita Wati
Parahita Wati Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Psikolog Klinis | Psikolog RSUD Pandan Arang Boyolali | Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Wilayah Jateng | HIMPSI Wilayah Jateng

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak yang Ujian, Bundanya yang Pusing, Normal Nggak Sih?

23 September 2022   08:24 Diperbarui: 23 September 2022   17:34 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan ini baru musim anak ujian tengah semester, bunda banyak yang mengeluh pusing, stres, bahkan gak sabar sama anak. Hal tersebut terjadi karena anak tidak mau belajar sedangkan lebih memilih untuk bermain. 

Ibu harus berantem atau menggunakan nada dengan oktaf tinggi untuk membuat anak mau belajar untuk persiapan ujian keesoakan hari. Sebenarnya wajar gak sih hal tersebut terjadi?

Bunda, anak memiliki tahapan masing-masing ya. Pertama, yang harus dipahami oleh orangtua terkhususnya ibu. Mengapa ibu? 

Karena biasanya ibu yang bekerja keras untuk mendampingi sang buah hati selama belajar, tapi tidak menutup kemungkinan sang ayah juga ada ya yang mendampingi, tetapi jarang sekali ya bun. Wajar kok, karena bapak tidak mempunyai stock sabar seperti ibu, walaupun banyak ngomelnya ya bun. 

Kita lanjut kedua ya, selain anak memiliki tahapan masing-masing, kita juga harus pahami dulu tuh kalau anak kita itu unik bun, kenapa bisa dibilang unik? Karena perpaduan dari kedua orangtua, sehingga kita harus tahu tipe anak kita itu seperti apa, mirip ayah atau ibu, atau mungkin keduanya. 

Ketiga, kita juga harus pahami tipe belajar anak itu seperti apa, dari visual, auditori atau kinestetik. 

Keempat, kita usahakan menggunakan belajar yang menarik ini khususnya untuk anak SD, karena masa peralihan dari TK, di SD merupakan pembentukan dasar dari kebiasaan anak, mulai dari kedisiplinan, tanggung jawab dan kemandirian. Jika kita salah atau asal-asalan dalam membentuk kebiasaan anak, hal itu akan terbawa sampai ia remaja bahkan dewasa. 

Peran penting orangtua itu sebenarnya ada dis ini, jika itu terlewat kita akan susah untuk memperbaiki atau mengubah pola kebiasaan anak. 

Poin pentingnya anak ditahap ini masih belum mengenal benar dan salah secara konkrit, sehingga butuh pendampingan dari orang tua. 

Banyak orang tua beranggapan bahwa anak akan paham atau mengerti benar salah atau baik buruk bertambahnya usia, dari mana anak itu akan tahu tanpa bimbingan, arahan dari orangtua.

Jadi wajar gak yah ibu yang pusing, yang stres ketika anak yang ujian? 

Wajar saja sih bun, karena itu proses alami dari psikis kita terhadap suatu yang dianggap ancaman. Tapi bun, hal tersebut tidaklah baik, coba kita diam sejenak merenung segala sesuatu yang terjadi ketika memperoleh stimulus ujian. 

Jangan-jangan ada hal yang belum terselesaikan soal ujian dalam diri kita sendiri yang akhirnya akan kita turunkan kepada anak kita kelak. 

Anak yang biasa saja merespon atau menanggapi perkara ujian atau tes akan berubah menjadi hal yang menyeramkan bahkan menjadi momok yang mengerikan dalam hidup anak. Bukan perkara ujiannya yang menyeramkan tapi stimulus yang kita berikan bisa jadi pemicunya tanpa kita sadari. 

Hal yang paling parah bisa membuat psikis anak terganggu dan menyebabkan gangguan fisiologis seperti anak demam, diare ketika akan menghadapi ujian. 

Bunda, kita mengalami pusing, kita heboh bahkan stres itu karena pengalaman kita dulu buruk terhadap ujian, jadi jangan kita turunkan kepada anak kita. 

Selain itu bunda, di otak kita itu udah penuh dengan tuntutan kepada anak agar nilainya bagus, juara pertama, harus ini, harus itu. Hal itu yang membuat kita jadi gak normal alias stres, pusing, bawaannya pengen marah-marah kalau liat anak kita gak mau belajar. 

Maka dari itu kita beri anak kita semangat, dukungan, dan kesenangan dalam menghadapi ujian, kita berikan pengertian bahwa kalau kita belajar dengan baik dan rajin kita akan paham dan bisa mengerjakan berbagai soal termasuk dalam ujian. 

Mulai dari sekarang, pola belajar setiap hari harus kita tanamkan sejak dini dengan cara yang menyenangkan, jadi bukan hanya ketika mau ujian atau sering disebut wayangan atau sistem kebut semalam. 

Otak kita akan terlalu capek dan overload, mungkin di sebagian orang tidak masalah, tapi di sebagian orang akan sia-sia dan tidak efektif. 

Kita juga harus tahu setiap anak punya kemampuan yang berbeda, dan cara yang berbeda untuk menyerap informasi yang ia terima.

Jadi normal atau tidaknya bunda yang pusing saat anak yang ujian, itu tergantung dari sudut pandang mana kita mau melihat ya.

Semangat selalu bunda dan ayah, untuk selalu mendampingi anak kita untuk belajar, bertumbuh menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari kita, menjadi anak-anak yang sholeh, sholehah dan sukses sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang ia miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun