Mohon tunggu...
Parahita200
Parahita200 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Parahita200 merupakan kelompok kerja mahasiswa UIN Malang 2023, bertempat di Desa Mendalanwangi Kec. Wagir Kab. Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ajang Menambah Wawasan: Mahasiswa KKM UIN Malang Kelompok 200 Antusias Kunjungi UMKM Genteng Desa Mendalanwangi dan Pelajari Proses Pembuatannya

30 Desember 2023   23:29 Diperbarui: 30 Desember 2023   23:39 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai mahasiswa tak akan pernah ada habisnya untuk selalu dituntut belajar dan memperluas wawasan juga ilmu pengetahuan. Sabtu 30/12/2023 Mahasiswa KKM UIN Malang Kelompok 200 yang dikenal dengan sebutan Parahita itu melakukan kunjungan UMKM Genteng Desa Mendalanwangi tepatnya di Dusun Mendalan Kulon. 

UMKM Genteng adalah salah satu usaha yang paling banyak dikelola oleh warga Desa Mendalanwangi yang terletak di Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Sehingga produksi genteng tersebut sudah menjadi sumber mata pencaharian beberapa warga nya. Karena tidak diragukan lagi, bahwa penghasilan yang didapat dari produksi genteng tersebut sangat memberikan keuntungan yang besar bagi mereka. 

Produksi genteng yang saat ini digeluti beberapa warga Desa Mendalanwangi sudah berdiri cukup lama. Salah satunya usaha milik Romansa di dusun Mendalan Kulon Desa Mendalanwangi. Ia menyatakan "Produksi genteng ini sudah mulai sejak lama bahkan sejak saya SMP dan ini merupakan usaha turun temurun keluarga. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa saat ini ia hanya dibantu oleh istrinya dalam mengelola usaha genteng tersebut". 

Proses Pengeringan Genteng dengan Memanfaatkan Sinar Matahari (Dok: Hardilla/Mahasiswa KKM Kelompok 200)
Proses Pengeringan Genteng dengan Memanfaatkan Sinar Matahari (Dok: Hardilla/Mahasiswa KKM Kelompok 200)

Dalam proses pembuatan genteng, ada tiga bahan utama yaitu tanah liat pilihan, pasir dan air. Bahan-bahan tersebut diambil secara langsung di salah satu daerah Desa Mendalanwangi. Adapun merek genteng hasil produksi Desa Mendalanwangi disebut dengan Bumi Karya. Diberi nama tersebut karena genteng merupakan hasil karya yang dibuat dari tanah liat yang merupakan bagian dari bumi.

Dalam kunjungan UMKM genteng tersebut, Mahasiswa KKM UIN Malang kelompok 200 sangat antusias bertanya sembari mempelajari proses tahapan-tahapan pembuatan genteng bahkan beberapa dari mereka juga turut mencoba mencetak genteng menggunakan alat yang digunakan oleh para pengrajin. Diantaranya adalah Rizky Alfiansyah Pane, Rizki Ramabagus Bayuaji, dan Maulana Gilang Safana. 

Beberapa Mahasiswa KKM UIN Malang Kelompok 200 Mencoba Mencetak Genteng (Dok: Hardilla/Mahasiswa KKM Kelompok 200)
Beberapa Mahasiswa KKM UIN Malang Kelompok 200 Mencoba Mencetak Genteng (Dok: Hardilla/Mahasiswa KKM Kelompok 200)

Rizki Ramabagus Bayuaji selaku ketua kelompok KKM 200 mengaku "sebelumnya saya tidak pernah tau bagaimana proses pembuatan genteng, tapi ketika saya  menyaksikan langsung dan juga turut mencoba nya pengetahuan saya bertambah dan tentunya kunjungan ini sangat bermanfaat bagi diri saya". 

Adapun tahapan-tahapan pembuatan genteng tersebut diantaranya adalah:

1. Menyiapkan adonan tanah liat berbentuk segi empat yang sudah dilembutkan atau dileburkan dengan campuran pasir dan air, "biasanya adonan ini sudah siap cetak yang dibeli per pick up dari para pengelola tanah liat Desa Mendalanwangi". Ujar Romansa.

2. Mencetak adonan menggunakan mesin press yang masih memanfaatkan tenaga manusia. Kemudian hasil cetakan dialasi dengan kayu persegi empat yang sebidang dengan genteng."Dalam satu hari biasanya ia menghasilkan 250-300 cetak genteng yang siap dijemur". Ujar Romansa. 

3. Mengeringkan genteng tanpa langsung terkena paparan sinar matahari agar kering dan mengeras terlebih dahulu. Lalu jika sudah keras maka bisa dikeringkan di bawah sinar matahari 4-5 hari. 

4. Setelah kering, dilanjutkan dengan proses pembakaran yang biasanya 4000 pcs dalam sekali pembakaran kurang lebih dalam waktu satu hari satu malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun