Mari kita renungkan dan maknai pandemi COVID-19 ini dengan sudut pandang yang lebih positif. Kita sebagai mukmin yang taat dan beriman sudah seharusnya menilai bahwa pandemi ini merupakan ujian yang sengaja Allah SWT. turunkan semata-mata ingin melihat sejauh mana kesabaran, kesyukuran dan ikhtiar kita dalam menghadapinya. Sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 153 yang berbunyi:
"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar."
Hadirin sidang jama'ah jum'at yang Insya Allah diridhai oleh Allah SWT. Dalam ayat lain, tepatnya pada ayat 154, Allah SWT. berfirman yang berbunyi:
"Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Sebenarnya (mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya."
Pada ayat ini Allah SWT. membuka pandangan kita bahwa orang-orang beriman yang meninggal karena memperjuangkan agama Allah SWT. sesungguhnya dia tidaklah mati. Melainkan akan selalu hidup, mulia dan istimewa disisi-Nya. Sama halnya dengan saudara kita sesama Muslim dan atau Muslimah yang meninggal dunia akibat pandemi COVID-19. Apabila dalam prosesnya Dia bersabar dan berikhtiar sedemikian rupa serta bertawakkal seutuhnya kepada Allah SWT. Insya Allah meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Kita doakan pula, semoga saudara kita yang sedang berjuang melawan pandemi ini dengan sungguh-sungguh selalu diberikan kemudahan dan kesabaran dalam menghadapinya, serta mendapatkan pahala yang besar disisi-Nya. Sebagaimana Allah befirman dalam surah al-Baqarah ayat 155 yang berbunyi:
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."
Hadirin sidang jama'ah jum'at yang Insya Allah diridhai oleh Allah SWT. Adapun puncak dari keimanan seseorang yakni ketika ia menghadapi ujian dan atau musibah, maka dengan penuh ketabahan ia menerima segala ketetapan-Nya dengan rasa ikhlas dan tulus dari hati terdalamnya. Ia mengembalikan semuanya kepada Allah SWT. karena ia yakin dan percaya bahwa apapun kehendak dan kebijakan dari Allah SWT. adalah yang terbaik dari segala yang terbaik. Sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 156 yang berbunyi:
"(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)."
Penutup
Aquulu qoouli hadza, wastaghfirullaha lii, innahu huwas samii'ul 'alim.
Â