Lagipula hal ini sudah menjadi semacam pengetahuan dan sains umum. Dan masih banyak lainnya, silahkan pembaca simak di youtube atau di media online lainnya yang sudah beredar secara publik.
Seperti yang penulis sampaikan diatas, bahwa yang terpenting untuk disampaikan atau disosialisasikan adalah apa strategi pendidikan tinggi untuk meningkatkan riset di perguruan tinggi swasta maupun negeri, strategi apa yang diambil oleh sang menteri dan wamen dalam meningkatkan riset di perguruan tinggi daripada hanya bercerita tentang riset kognitif sains dan riset yang seharusnya. Tapi lebih strategi apa yang akan dilakukan oleh menteri dan sang wamen. Seharusnya ini yang perlu disampaikan ke stakeholder perguruan tinggi.
Selanjutnya bagaimana manajemen riset di perguruan tinggi akan dilakukan agar bisa meningkatkan kualitas riset perguruan tinggi. Â Mengapa ini menjadi penting? Karena sistem dan manajemen riset nasional di perguruan tinggi masih sangat jauh api dari panggang. Hal inilah yang membuat inovasi di perguruan tinggi juga masih cukup rendah.
Penulis berpikir ada baiknya sang wamen lebih banyak berbicara mengenai ini daripada bicara mengenai populer sains. Populer sains itu selalu sangat menarik karena bukan real riset, sebagai peneliti atau periset yang dibutuhkan bukan populer sains tetapi apa strategi riset dan sains di perguruan tinggi yang akan dilakukan guna meningkatkan riset perguruan tinggi.
Selain hal penting ini, masih banyak lagi tugas wamen dan menteri di kemendiktisaintek, misalnya mengenai jurnal lokal di perguruan tinggi yang saat ini banyak digunakan untuk bisa mendapatkan nilai KUM untuk bisa menjadi guru besar di perguruan tinggi dan juga, jumlah perguruan tinggi yang begitu banyak dimana rata-rata kualitas riset dan sains-nya masih sangat rendah, dan masih banyak masalah lainnya yang harus diselesaikan.
Hal-hal ini juga penting dan urgent untuk diselesaikan guna meningkatkan kualitas riset perguruan tinggi. Yang lebih penting lagi adalah sang menteri dan wamen seharusnya mengubah dan membuat standard bagi guru besar dimana syarat yang ada saat ini sangat mudah bagi seseorang untuk menjadi guru besar.
Hal ini juga sangat berkaitan dengan peningkatan riset di Indonesia. Ada lawakan di kalangan akademidi yang mengatakan bahwa seseorang akan menjadi guru besar pada waktunya, tinggal menunggu waktu saja asalkan rajin datang konferensi dan publikasi lokal serta menulis buku pasti akan menjadi guru besar. Hal ini sangat berbeda dengan apa yang terjadi di luar negeri meminjam style bicara dari sang wamen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H