Mohon tunggu...
Papuan Philosopher
Papuan Philosopher Mohon Tunggu... Dosen - FILSUF

Sahabat Tinta hitam untuk Maybrat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tips dan Trik Menangkal Ilmu Hitam dan Putih Versi Mistikus Maybrat (A3)

11 April 2024   02:45 Diperbarui: 11 April 2024   02:51 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang cacat dan kaum tertindas lainnya di Indonesia sebenarnya hanya dijual oleh Negara yang bernama NKRI. Mereka menjual agama untuk kepentingan iblis melalui Chip, keuskupan, Gereja, Masjid, dan pemujaan berlebihan terhadap Bunda suci yang sebenarnya sudah tidak perawan. Orang Manado, Batak, Banten, dan Dayak yang hidup di Jakarta dan sekitarnya. Tidak memiliki belas kasih terhadap manusia. Orang cacat, dan kaum tertindas lainnya.  Ditindas oleh Gereja, Agama, Paus, Romo, Uskup, Paspor, Pendeta, dan Gereja. Ilmu hipnotis dipelajari dengan baik oleh makhluk terkutuk yang bernama manusia guna membunuh nalar yang suci itu sendiri. Dunia memilih hitam dan putih. Tetapi saya memilih yang absolutisme berprinsip kepada Yesus Kristus, Gereja, Revolusi Anarkisme, Komunisme dan Manifestonya. Bukan sebaliknya mengikuti Kapitalisme yang jahat dan akan jatuh ke Liberalisme, Sekularisme,  dan sistem menindas lainnya. Negara-negara penghisap seperti Melayu yang dibentuk Soekarno sebenarnya dengan mudah kita mempertanyakan angka mistik yang digunakan seperti; 17 Agustus 1945, 18 Agustus 1945, dan peristiwa Penanaman Modal Asing PT. Freeport Mcmoran 1965. 

         Bila kita mengujinya dengan kebijaksanaan nalar yang dikaruniai Tuhan maka kita akan membenci Hewan mistik rendahan milik istana seperti kucing rasis bernama "Oyen", Ular, Ayam, dan menyembah benda-benda langit seperti Matahari, bulan dan bintang. Sebenarnya pemujaan ini mirip Nabi Muhamad, Konstantinopel, dan King Firaun. Kecuali Nabi yang benar yaitu Jesus Kristus.

    Para pendeta istana Firaun pun, mirip Romo, Pastor, Pendeta, Ulama, dan pemimpin Negara yang sebenarnya hanya menindas dan menghisap Masyarakatnya. Saya tidak membenci Negara tetapi saya melihat Negara sebagai manusia yang mulia tetapi amoral.

      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun