Mohon tunggu...
Claresta V
Claresta V Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Putri Salju di Era Modern

28 Desember 2016   15:00 Diperbarui: 28 Desember 2016   15:18 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar perkataan cermin ajaib. Ratu sangat terkejut. Ia pun langsung mencari di mana Putri salju dan akan segera membunuhnya dengan tangannya sendiri.

Ibu tiri akhirnya tahu dimana keberadaan putri salju. Segera setelah mengetahui, ibu tiri langsung pergi ke tempat dimana putri sekarang berada. Sesampainya di kota metropolitan, ibu tiri mengubah dirinya menjadi nenek tua.

Orang sekitar yang lewat mulai bertanya, “nenek kehilangan keluarganya?”

“Aku tak punya keluarga disini” secara otomatis orang-orang itu menjadi kasian, mereka lalu memutuskan untuk membawa ibu tiri ke panti jompo.

Di panti jompo semua orang tua diberi buah apel oleh pengelola panti itu, namun si ibu tiri salah makan. Bukannya memakan apel yang diberi pengelola panti, Ia malah memakan apel yang Ia bawa sendiri untuk membunuh putri salju, yang mengandung racun.

Ibu tiri pun tertidur untuk selamanya.

Putri salju tahu mendengar kabar dari istana bahwa ibu tirinya sudah meninggal dan kerajaan untuk saat ini tidak ada yang memimpin, maka putri Ia memutuskan untuk kembali ke kerajaannya dan meninggalkan kota Jakarta, termasuk menningalkan si fotografer. Ketika tahu bahwa putri akan kembali ke tempat asalnya, sang fotografer sangat sedih. Ia menggunakan kesempatan terakhirnya bertemu putri untuk menyatakan perasaannya selama ini, mulai dari pertama kali Ia bertemu dengan putri Ia sudah dibuat jatuh cinta olehnya.

Inilah jawaban dari putri salju,

“Terima kasih atas kebaikanmu kepadaku selama ini, tetapi maaf aku tak bisa tinggal disini lebih lama lagi. Aku harus menjalankan tugasku sebagai penerus kerajaan. Jangan khawatir kamu akan selalu ku ingat. Selamat tinggal.”

Pesan moral yang penulis ingin sampaikan adalah kita harus berbuat baik kepada semua orang, baik yang kenal maupun tidak kenal, janganlah kita berbuat jahat karena suatu saat nanti pasti karma akan membalas perbuatan kita.

Pesan terakhir, karena di kota metropolitan banyak sekali orang yang cintanya bertepuk sebelah tangan atau yang sering menggalaui pujaan hatinya, lebih baik langsung nyatakan perasaanmu kepadanyabdaripada kau simpan perasaan itu untuk dirimu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun