Terbangun di ujung pagi, iseng-iseng buka Kompasiana. Singgah ke Dashboard dan..loh tulisan saya tadi siang mana? Singgah ke Messages, ada surat cinta dari Admin, katanya postingan saya kurang dari 70 kata makanya di hapus. Olala! :-D
Tadi siang memang postingnya dari ponsel, di sela2 'kesibukan' merekap hasil pilgub di TPS tempat saya bertugas jadi nggak merhatiin berapa kata yang sudah saya ketik. Ceritanya tentang Pilgub Sumatera Utara yang lagi-lagi "dimenangkan" oleh sekelompok orang apatis yang merasa putih. Dari 461 pemilih yang terdaftar di TPS saya bertugas, hanya 218 yang memilih dan ada 15 suara yang batal. Miris! Sempat terpikir dibuat peraturan kalau nggak milih maunya di denda(?)
Ada yang " menarik" dari nama-nama pemilih yang enggan menggunakan haknya. Setelah saya lihat-lihat kebanyakan dari etnis Tionghoa. Kebetulan saya tinggal di tempat yang mayoritas etnis Tionghoa (Mungkin 60% ). Dua kali bertugas jadi petugas TPS (dulu pertama kali waktu pemilihan walikota) temuan saya sama. Kenapa ya kira-kira?
Ah, hasil pemilu yang sedikir "mengecewakan" karena jagoan saya nggak menang tapi prediksi saya betul. LOL.
Prediksi saya bermula ketika obrolan dengan Emak minggu lalu. Waktu melihat calon-calon nya Emak nanya:
E: Yang mana incumbent?
S: Nomor lima mak.
E: Lah, ianya, kok emak nggak tahu ya selama ini dia yang jadi gubernur kita? Wakilnya siapa?
S: Tengku Eri
E: Siapa tuh?
S: Saya juga nggak kenal mak, tapi katanya Bupati Sergai, adiknya mantan Gubernur tuh, Tengku Rizal.
E: Ah ianya, pasti mereka yang bakal menang nih
S: Lah kenapa mak, bukannya jagoan emak no $?
E: Dia kan Melayu asli masih keturunan Sultan Deli pula, calon lain kan kayaknya nggak ada tuh yang Melayu.
S : Ah ia nya Mak? Saya nggak tahu tuh mereka keturunan Sultan Deli?
E: Bla...bla..bla..
S: Bala..Bla...bala..
Saya pun ikutan prediksi emak, walau nggak milih prediksi emak dan emak pun nggak milih prediksinya. Tapi saya berkesimpulan, bukan mengecilkan peran yang merasa Ganteng tuh yang emang kecil(buktinya emak saya nggak tahu dia plt gubernur selama ini) suara yang mereka peroleh di dongkrak si kumis, eh wakilnya. Selamat deh buat mereka, selamat membangun SUMUT yang unik. Propinsi dimana sukuisme & agamaise kental tapi hampir nggak pernah terjadi konflik.
Semoga SUMUT tetap Aman Damai dan semoga makin Sejahtera hingga pelosok-pelosok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H