Mohon tunggu...
Nova MaulanaAfrizal
Nova MaulanaAfrizal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang konten kreator Instagram

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masyarakat Madani dengan Beberapa Karakteristiknya

21 November 2022   23:02 Diperbarui: 21 November 2022   23:08 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat dimana zaman yang begitu gelap sebelum datangnya nabi Muhammad dapat diketahui Bersama, bahwa zaman tersebut sangatlah jahil atau penuh dengan kebodohan. 

Semenjak datangnya rasullulah yang menjadi penerang bagi seluruh umat di dunia ini mengalami perkembangan yang sangatlah pesat. Mulai dari ilmu hingga peradaban, tapi ada yang lebih penting yaitu membentuk masyarakat madani. 

Masyarakat madani yang dibentuk oleh nabi Muhammad memilikii ciri etis yang sangat menonjol. Seklipun tingkat kemakmuran, ilmu pengetahuan, dan teknologi pada zaman nabi tidak semaju masyarakat modern sekarang ini. Tetapi dari sudut etika dan moral, masyarakat medinah di bawah kepemimpinan nabi Muhammad memiliki keunggulan yang luar biasa.

Karena alasan itulah, nabi pernah mengungkapkan, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari, "sebaik-baiknya zaman adalah zamanku ini." Al-Quran juga memuji zaman itu Ketika mengatakan , "orang-orang yang terdahuly dan pertama-tama (menjadi pengikutku) merupakan orang-orang yang dekat dengan tuhan (al-waqiah: 11)

Masyarakat madai yang telah dibangun nabi muhammad ini mengambarkan ciri-ciri masyarakat yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan akhlak yang luhur. Beliau merupakan masyarakat yang menekankan keadilan, keterbukaan, kejujuran, dan toleransi.

Beliau juga membebaskan dan menekankan supremasi hukum tanpa pandang bulu. Penekanan terhadap nilai-nilai itu menggambarkan secara jalas dlam al-Quran, yang kemudian diperjelas dengan Tindakan dan ucapan nabi besar Muhammad SAW.

Masyarakat madani di Madinah itu menurut para ahlli telah menjadi tipe ideal yang patut dicontoh bukan saja oleh umat islam tetapi juga umat lainnya. Seperti apa yang dirumuskan oleh ilmuwan sosial dalam bentuk civil society, sekalipun harus diakui bahwa masyarakat madani menurut konsep islam tidak serta merta identik dengan civil society yang tidak bangun dijiwai oleh masyarakat madani. 

Bisa saja apa yang dikatakan konsep civil society itu merupakan bentuk yang paling mendekati masyarakat madani dalam wanaca keilmuaan saat ini. Karena tidak serta merata indentik itulah, maka menjadi tugas kita untuk terlibat secara intensif dalam wacana itu sehingga civil society yamg kita bangun dijiwai oleh masyarakat madani.

Dengan begitu, maka format masyarakat madani akan menjadi civil society yang diwujudkan di negara kita. Civil society yang awalnya lahir dalam konteks masyarakat sekular itu akan menjadi masyarakat madani dalam konteks masyarakat yang beragama. Masyarakat yang taat melaksanakan ajaran agama masing-masing.

Jika kita mengulas buku masyarakat madani yang dikarang oleh umari, karakteristik masyarakat madani dibagi menjadi 7 macam, yaitu pertama Ruang Publik, Ruang publik adalah adanya ruang publik yang bebas sebagai sarana mengemukakan pendapat. 

Ruang publik ini dapat diartikan sebagai wilayah di mana masyarakat memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik seperti: menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, dan membagikan informasi kepada publik. Kedua Demokrasi, Demokrasi merupakan persyaratan mutlak dari masyarakat madani. Masyarakat madani mewajibkan partisipasi rakyat dengan konsep demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Diurutan ketiga yakni pluralisme, Pluralisme merupakan sikap mengakui kemajemukan masyarakat. Setiap individu dalam masyarakat memiliki karakteristiknya masing-masing. Masyarakat madani mengakui kemajemukan tersebut sebagai suatu hal yang positif. 

Lanjut keempat yakni toleransi, Pluralisme melahirkan sikap toleransi dalam masyarakat madani. Toleransi diartikan sebagai sikap saling menghargai dan menghormati aktivitas individu atau kelompok lain dalam bermasyarakat. Toleransi ini dapat menghindari masyarakat dari diskriminasi. Dan toleransi dianggap sangat penting karena tidak membedakan suatu perbedaan yang ada.

Keadilan sosial bisa saja dilahirkan oleh sifat tolrensi tersebut karena terjadi ketentraman pada suatu masyarakat. Namun, Keadilan sosial bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara hak dan kewajiban setiap individu. Hal ini membatasi adanya monopoli dalam suatu kelompok masyarakat. 

Setiap anggota masyarakat madani akan memperoleh hak yang sama sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh penguasa. Dari keadilan sosial harus didasari oleh suatu partisipasi sosial. Partisipasi sosial yaitu partisipasi masyarakat tanpa rekayasa, intimidasi, atau intervensi dari pihak luar atau penguasa. Partisipasi ini akan menghadirkan masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab.

Dan yang terakhir yakni supremasi hukum. Supremasi hukum adalah upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan. Dalam masyarakat madani, keadilan bersifat netral dan tidak ada pengecualian dalam memperoleh kebenaran di mata hukum. Itulah tujuh karakteristik masyarakat madani yang dikemukakan Umari.

Dari beberapa karakteristik kita bisa menyimpulkan bahwa masyarakat madani ini dibentuk untuk mensejahterahkan dan segala aspek kehidupan bernegara. Diaman keadilan dijunjung tinggi, dimana martabat sosial ditinggikan. Menjadikan masyarakat hidup adil dan Makmur. Hukum disupremasikan juga menjadikan hukum dapat ditegakkan.

Disini nabi sangat memperhitungkan betul dalam membentuk masyarakat madani, yang dimana setiap rakyatnya merasakan keadilan yang sebenarnya. Bukan menjadi masyrakat yang dipermainkan oleh pemerintahnya dan hanya dimanfaatkan, bukan hanya itu mungkin saja dijadikan budak oleh para petinggi negara. Disini sitem masyrakat madani adalah suatu hal yang dapat mempermudahkan masyarakat bernegara dan mendapatkan peran yang sesuai dalam keahlian atau keinginan pribadinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun