Mohon tunggu...
Gideon FebbyPrima
Gideon FebbyPrima Mohon Tunggu... Pemuka Agama - panggil saja papa boch

be infinity and beyond

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kearifan Lokal untuk Pertanian Indonesia

11 Agustus 2020   20:12 Diperbarui: 11 Agustus 2020   20:10 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesia merupakan negara yang ekonominya sebagian besar ditopang oleh sektor pertanian. Maka tak heran jikan Indonesia memiliki julukan negara agraris. Pertanian merupakan sektor yang akan selalu menjadi pendapatan utama negara Indonesia selain dari sektor tambang. Banyak produk pertanian Indonesia yang sudah diekspor keluar negeri dan menjadi pendapatan luar biasa bagi Indonesia. Selain negara agraris, Indonesia juga dikenal dengan keberagaman suku dan budaya . Kebudayaan yang ada di Indonesia sangat mempengaruhi pola hidup masyarakatnya, bahkan hingga ke sektor pertanian.

Indonesia memiliki wilayah dataran yang sebagian besar terdapat didataran tinggi atau pegunungan. Meskipun demikian, banyak pula masyarakat yang tinggal disana dan bekerja sebagai petani. Sebagai contoh wilayah Dieng, Wonosobo, dan  Kopeng ,Kab.Semarang ,Jawa Tengah. Daerah tersebut hampir semua masyarakatnya bekerja sebagai petani. Namun , salah satu masalah pertanian didaerah tersebut adalah kelerengannya. Daerah tersebut terletak di kaki gunung sehingga posisi lahannya miring dan curam.

Masalah yang dihadapi oleh lahan yang terletak dilereng yang curam adalah laju erosinya yang tinggi. Erosi adalah pengikisan tanah oleh aliran air. Tingginya laju erosi dapat menyebabkan tanah yang berada diatas dataran tinggi hanyut tebawa air. Tidak hanya itu,  erosi juga menyebabkan unsur hara dalam tanah hilang dan tidak mampu dimanfaatkan oleh tanaman. 

Jika ini di biarkan terus menerus maka kesuburan lahan akan menurun selanjutnya produktivitas lahan juga akan menurun. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran untuk mengurangi laju erosi.

Bagaimana cara mengurangi laju erosi ? ngomong-ngomo masalah budaya, tanpa disadari ada kearifan lokal tanah jawa yang ternyata mampu mengurangi laju erosi. Kearifan lokal itu ialah nyabuk gunung atau jika dalam Bahasa Indonesia artinya memberi ikat pinggang di gunung. Mengapa perlu diberi ikat pinggang?? 

Ya supaya tidak melorot. Apanya? Ya tanahnya. Nyabuk gunung sebenarnya adalah pembuatan teras pada lahan miring atau yang kita kenal sebagai terasering.  Terasering jika kita lihat dari kejauhan akan terlihat seperti lahan bertangga. Lahan bertangga ini akan mengurangi kecepatan laju air ketika turun hujan , sehingga air yang mengalir tidak langsung menuju ke bawah. 

Selain itu, bentuk tangga ini akan menghambat laju tanah yang hanyut karena aliran air. Karena tanah akan berhenti ketika sampai di lahan yang datar. Dinding lahan terasering biasanya dipadatkan, hal ini bertujuan untuk mengurangi longsor . selain dipadatkan , biasanya tepi lahan akan diberi tanaman pagar sperti tanaman teh atau yang lain. Hal ini bertujuan agar akar tanaman pagar menopang tanah sehingga tidak mudah longsor.    

Nyabuk gunung juga memiliki nilai keindahan tersendiri. Karena apabila dilihat dari jauh akan terlihat seperti tangga bertingkat yang tersusun rapi. Selain itu masyarakat daerah pegunungan biasanya hidup dengan memegang kebudayaan leluhur meskipun sudah ada agama. Oleh karena itu nyabuk gunung juga bertujuan mempertahankan kehormatan gunung tempat leluhur mereka. Sehingga nyabuk gunung akan tetap hidup dalam tata cara bermasyarakat serta menyelamatkan keberlangsungan pertanian Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun