Potret guru saat ini merupakan hasil dari pembinaan di masa lalu. Jika masyarakat belum puas dengan kinerja guru pascasertifikasi, jangan hanya menyalahkan guru.
Tetapi, apapun yang terjadi dalam dunia pendidikan, kita harus selalu berkeyakinan bahwa sesuatu yang baik, bahkan lebih baik dari yang sudah baik akan terjadi di kemudian hari. Kapan itu, yang penting salah satu upaya agar bisa mencapainya pastilah dengan kerja keras dan cerdas, bukan?
Sebab, profesionalisme guru dapat terwujud dengan berjalannya sistem pembinaan yang berkelanjutan dan dilaksanakan tidak hanya demi memenuhi kewajiban karena seolah-olah telah memenangkan tender proyek Pemerintah.
Untuk itu, ada baiknya kita lebih baik berhenti mencela guru dan dunia pendidikan umumnya, daripada terkena tekanan keinginan yang terus-menerus menghendaki kesempurnaan mereka.
Selayaknya memang bagi seorang perfeksionis segala sesuatu harus sempurna. Padahal yang namanya kesempurnaan manusia, seperti kecantikan, hanya ada di mata yang melihat.Maka tak menutup kemungkinan, jika suatu saatmerasa telah mencapai kesempurnaan, jadi terkejut ketikaorang lain masih bisa menemukan kekurangannya.
Demikianlah sosok dari para guru tersertifikasi atau belum yang diharapkan oleh masyarakat pemangku kepentingan pendidikan. Dan kayaknya pemerintah pun tak tinggal diam tuh. Sehingga bertekad Juli 2012 ke depan akan memulai uji kompetensi akademik bagi semua guru, untuk memetakan kualitas mereka. Repot amat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H