Mohon tunggu...
Eddy Soejanto
Eddy Soejanto Mohon Tunggu... lainnya -

suka mengupaskan, suka menyajikan, dan suka mempersilahkan Anda menikmatinya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Mengajar Karena Masih Bisa Belajar

7 Maret 2011   23:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:59 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pernyataan menarik dari Prof. Dr M Malik Fadjar, ketika beliau ditanya mengapa masih mengajar padahal sudah tua? Beliau menjawab, “Saya masih mengajar karena saya masih bisa belajar.” Apabila setiap guru bisa bersikap seperti ini, maka merekalah penjamin mutu sekolah tempatnya bertugas. Untuk itu, dengan kepesertaannya dalam berbagai seminar, diklat, dan sebagainya, seyogianya guru mendapatkan dorongan demi mewujudkan kegiatan belajar. Jika ternyata yang dibidik hanyalah sertifikatnya, masih adakah arti belajar bagi guru? Sesungguhnya, ketika guru-guru itu melaksanakan proses belajar mengajar di ruang-ruang kelas, mereka diniscayakan memadukan kegiatan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi. Keberhasilannya  diharapkan bisa mereka rasakan sebagai kepuasaan puncak. Dan jika dengan demikian menyebabkan mereka berhasil tepat membidik sertifikat pendidik, maka keberhasilan itu dimaknai  sebagi dampak, bukan tujuan. Hal tersebut akan segera terlaksana, apabila pemerintah dalam proses sertifikasi guru ini bertindak bijaksana dengan mengurangi daya tarik yang berasal dari faktor peningkatan kesejahteraan guru, ketimbang faktor keprofesionalan guru. Sebab, selama ini guru-guru itu hanya mau tahu, bahwa bila mereka tepat membidik sertifikat pendidik, mereka akan segera menerima hak memperoleh kesejahteraan menggiurkan yang lama didambakan, yaitu bertambahnya penerimaan tunjangan per bulan sebesar satu kali gaji pokok, baik bagi guru PNS maupun guru non PNS yang sudah di-inpassing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun