Oleh karena itu, meskipun dunia pendidikan sudah mulai mengubah paradigma, tetapi para guru tidak nampak akan segera menjawabnya. Kenapa masih banyak juga yang tetap tinggal diam dan berpangku-tangan, menunggu dan melihat saja?
Berulangkali gerakan guru-guru yang ditandai dengan berbagai bentuk protes, terjadinya selalu disebabkan terlukanya rasa keadilan, pengabaian atas hak-hak mereka.
Bahkan seringkali dari sisi kepentingan mempertahankan atau memperebutkan kekuasaan, guru cukup diletakkan pada posisi marjinal, sebagai angka ikut. Bukan hanya oleh pemerintah, bahkan oleh pimpinan atau pengelola sekolah sekalipun.
Hal seperti itu sudah saatnya dihabisi oleh guru. Bukan dengan unjukrasa, mogok mengajar, mogok makan, apalagi perbuatan anarki. Mengapa tidak dengan menunjukkan diri guru sendiri, sebagai sosok yang dapat mengikuti laju perubahan dengan menjadi bermutu semutu agen pembelajaran?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H