Seringkali terdengar mitos-mitos yang melekat di lingkungan kita, khususnya dari orangtua kita sendiri. Mitos tersebut bahkan sudah bisa kita dengar selagi kita masih anak-anak. Banyak mitos berupa larangan, teguran, bahkan hanya sekedar untuk di ketahui. Di Indonesia sendiri seringkali mengaitkan hal-hal yang berbau mistis dengan sebuah mitos.
Mitos adalah kejadian atau cerita yang kebenarannya masih diragukan. Kekuatan mitos hanya mengandalkan saksi dari orang ketiga yang belum pernah mengalami kejadian tersebut.Â
Berbeda halnya dengan ilmu. Â Ilmu adalah suatu sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan menggunakan metode-metode tertentu. Ilmu adalah suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, namun dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
Semakin berkembangnya teknologi ataupun ilmu pengetahuan, banyak mitos yang seolah tertepis, bahkan tidak sedikit pula membuat orang cenderung untuk tidak mempercayai lagi mitos-mitos yang ada.
Sudah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan untuk memecahkan mitos. Namun ada pula mitos yang masih belum bisa di tepis, mengingat faktor keterbatasan pengindraan yang tidak semua orang memiliki itu.
Contohnya saja mitos yang berbau mistis, apalagi sudah melekat dan menjadi kepercayaan oleh masyarakat setempat. Dan belum ada satupun teknologi yang bisa membuktikan dunia astral untuk membantah mitos tersebut.
Berbicara tentang mitos, ada beberapa mitos yang sebenarnya bisa di tepis kebenarannya. Bahkan hanya dengan mengandalkan logikapun itu sudah bisa di cerna, maksud dan tujuan mengapa mitos tersebut dibuat. Contohnya seperti:Â
1. Dilarang Potong Kuku di Malam Hari
Larangan untuk tidak memotong kuku di malam hari, sampai sekarang juga masih banyak dianut oleh masyarakat Indonesia. Ternyata, larangan ini bukan karena ada unsur mistis atau sejenisnya, melainkan pada zaman dahulu ketika lampu dan listrik belum ada, maka hanya lampu berbahan bakar minyak tanah atau lilin saja yang digunakan sebagai penerangan di kala malam. Dan ketika memotong kuku, maka dikhawatirkan mata tidak awas sehingga melukai diri sendiri.
2. Ketindihan
Ketika tidur dan tiba-tiba badan terasa berat, tidak dapat bergerak atau bersuara serta melihat sosok-sosok menyeramkan, itu adalah tanda dari tindihan karena ulah makhluk halus.
Menurut dunia medis, hal tersebut dinamakan dengan sleep paralysys yang disebabkan karena ketidakseimbangan antara sinyal yang masuk dan keluar dari/dalam otak. Dikarenakan hal itu, maka organ tubuh tidak dapat menerima perintah otak dan membuatnya tidak dapat bergerak. Tidak hanya itu saja, karena sinyal yang kacau tersebut, membuat seseorang berhalusinasi seperti mendengar suara atau melihat sosok misterius.
3. Bulu Mata Jatuh
Setiap kali ada bulu mata yang jatuh, pasti dipercaya sebagai pertanda bahwa sedang ada yang kangen sama kita. Ujung-ujungnya, kita malah jadi kege-eran menebak siapa yang sedang kangen. Faktanya, bulu mata memang akan lepas tiap 3 bulan sekali. Karena sama halnya dengan alis, rambut pada bulu mata tidak bisa memanjang seperti rambut di kepala. Akhirnya rambut pada bulu mata yang sudah tua akan lepas satu per satu untuk kemudian tumbuh rambut baru.
Di atas adalah contoh kecil mitos-mitos yang bisa di tepis oleh ilmu bahkan logika. Masih banyak mitos di luar sana yang dibuat hanya untuk menakut-nakuti anak-anak mereka dengan mengaitkan hal-hal mistis ke dalamnya, agar anak mereka tidak melakukan sesuatu yang mungkin saja bisa disalah artikan oleh orang lain. Seperti menyapu di malam hari, mungkin saja hal itu akan di anggap pemalas oleh tetangga dan sebagainya. Namun tak sedikit pula mitos yang sampai saat ini belum bisa di buktikan kebenarannya, seperti nyi roro kidul di pantau selatan misalnya, dan mitos-mitos lain. Semua itu hanya sebatas mitos dan sebagaimana kita mempercayainya saja. Tidak salah untuk mempercayai mitos, pasti ada hikmah dari mitos yang telah mengalir dari mulut ke mulut tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H