Mohon tunggu...
Pann D. Ryuki
Pann D. Ryuki Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mitos dan Ilmu

5 Oktober 2019   19:13 Diperbarui: 5 Oktober 2019   19:44 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menurut dunia medis, hal tersebut dinamakan dengan sleep paralysys yang disebabkan karena ketidakseimbangan antara sinyal yang masuk dan keluar dari/dalam otak. Dikarenakan hal itu, maka organ tubuh tidak dapat menerima perintah otak dan membuatnya tidak dapat bergerak. Tidak hanya itu saja, karena sinyal yang kacau tersebut, membuat seseorang berhalusinasi seperti mendengar suara atau melihat sosok misterius.

3. Bulu Mata Jatuh

Setiap kali ada bulu mata yang jatuh, pasti dipercaya sebagai pertanda bahwa sedang ada yang kangen sama kita. Ujung-ujungnya, kita malah jadi kege-eran menebak siapa yang sedang kangen. Faktanya, bulu mata memang akan lepas tiap 3 bulan sekali. Karena sama halnya dengan alis, rambut pada bulu mata tidak bisa memanjang seperti rambut di kepala. Akhirnya rambut pada bulu mata yang sudah tua akan lepas satu per satu untuk kemudian tumbuh rambut baru.

Di atas adalah contoh kecil mitos-mitos yang bisa di tepis oleh ilmu bahkan logika. Masih banyak mitos di luar sana yang dibuat hanya untuk menakut-nakuti anak-anak mereka dengan mengaitkan hal-hal mistis ke dalamnya, agar anak mereka tidak melakukan sesuatu yang mungkin saja bisa disalah artikan oleh orang lain. Seperti menyapu di malam hari, mungkin saja hal itu akan di anggap pemalas oleh tetangga dan sebagainya. Namun tak sedikit pula mitos yang sampai saat ini belum bisa di buktikan kebenarannya, seperti nyi roro kidul di pantau selatan misalnya, dan mitos-mitos lain. Semua itu hanya sebatas mitos dan sebagaimana kita mempercayainya saja. Tidak salah untuk mempercayai mitos, pasti ada hikmah dari mitos yang telah mengalir dari mulut ke mulut tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun