Mohon tunggu...
Panji Wireng
Panji Wireng Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Antisosial vs Antikesendirian

14 November 2016   10:01 Diperbarui: 14 November 2016   10:11 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Teknologi bisa bikin orang jadi anti sosial, demikian kata orang ahli 

 Terakhir ane denger hal beginian dari seorang ahli yang bernama pak bandot, oh ya, btw dia ini ahli dalam soal ngawinin hewan ternak, terutama ternak cacing.

 Contoh teknologi yang di kamsud itu adalah handphone.

 Mungkin diantara kita, saat berada ditempat umum dan gak kenal siapapun,  bakal lebih memilih untuk buka buka hape, terutama yang menggunakan smartphone. Biasanya,  trik ini lumayan berhasil buat membuang rasa jenuh saat menunggu dan gak mau diganggu.

 Tapi trik ini tidak berlaku buat pengguna  hape2 jadul, soalnya layarnya gak bisa digeser, sekeras apapaun usaha ente, jadi pasrah lah dan banyak banyaklah begadang.

 Oke, tapi sebenarnya, yang salah bukan teknologinya, namun Sikap kita sendirilah yang bakal menentukan, apakah kita jadi antisosial atau tidak.

 ada beberapa alasan yang bikin orang males buat berinteraksi langsung dengan orang yang belum dikenal seperti ;

 1. Kita takut dianggap mengganggu
 2. takut lagi dianggap PDKT nawarin sesuatu yang gak mutu.
 3. mungkin mulut ente emang bau, well, sorryt... itu, ane gak bisa bantu

 Jadi, mungkin beberapa tips dari ane, selaku perwakilan dari abang abang kepo zimbabwe bisa ente praktekin untuk menjalin persatuan dan kesatuan bangsa bernegara, dan jadi lebih akrab dengan orang asing dalam waktu dekat

 Cekidot

 1. Cobalah untuk lebih berani menegur kiri kanan depan belakang, dan ajak bicara, gak usah malu malu, tapi  Kalimat seperti: adek manis bole kenalan gak?, sangat sangat  tidak disarankan, kecuali ente adalah orang udik yang baru keluar dari gunung di timbuktu.

 2. Takut memulai? Pakailah kalimat situasional seperti membahas ramalan cuaca, soal baju, atau mungkin soal jemuran yang belum sempat  diangkat,  atau mungkin soal gosip yang lagi rame diperbincangkan, seperti kenapa Donald Trump bisa menang di Amrik, atau apakah donald trump memiliki ikatan persaudaraan dengan Donald bebek?

 tapi sebelum itu, pastikan dulu siapa lawan bicaranya, jangan sama bapak bapak pake peci haji ente ajakkin ngegosipin soal jupe, jangan!.

 Contoh beberapa kalimat bijak seperti ini bisa dipake 

 "wah, hujannya gak berenti2 ya?"
 "wah, antriannya panjang ya?"
 "punya kamu panjang gak?"
 "kamu harganya berapa?"

 Nah, kalau responnya positif baru lanjutkan ke langkah berikutnya

 " mau gabung MlM ane gak?

 3. Pakailah kalimat pembuka yang disesuaikan  dengan jenis kelamin orang yang ente ajak bicara, kalau ketemu cewek cakep terus grogi, mending diem dulu, daripada nanti yang keluar kalimat: mba, berapaan?, bisa bisa ente digampar, karena dianggap melanggar norma kesusilaan pasal karet ayat ojol,padahal niat ente baik nan suci

 4. Segera cari kesamaan, seperti kesamaan hobby, pekerjaan, dan, jenis jelamin, ini penting bray!, soalnya hari gini banyak yang palsu. Bisa aja kan, yang kita sangka ibu ibu sebenarnya bapak bapak yang terkena kelainan genetis, karena kelamaan tinggal dibawah menara sutet,  atau mungkin malah om om lagi modus nyari korban.

 5. Kalau udah nyambung, bisa dilanjutkan bertukar informasi, jangan sekali kali bertukar pakaian,kecuali kalian habis pertandingan bola. bertukar nomor hp, atau mungkin nomer sendal,  kali aja hobbynya sama,sama sama suka nyolongin sendal, kan bisa bikin sindikat.

 Nah, Kalau sudah berani mencoba, pasti hasilnya bakalan beda, ente bakalan nambah teman baru terus menerus, dan menambah daftar prospekan ente terutama buat agen agen asuransi.

 Demikian tips dari ane, siap mendapat kenalan baru, dan tidak antisosial?

 ITU

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun