Mohon tunggu...
raga danendra
raga danendra Mohon Tunggu... -

saya hanyalah pengagum Raden Panji Sastrokartono seorang mahasiswa pertama indonesia di belanda, menguasai banyak bahasa asing, terlibat dalam perundingan perdamaian Perang Dunia 1 sebagai penterjemah, wartawan international. tapi sayang dilupakan di negri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Divisi Utama PT Liga Indonesia, Apa Kabarmu ?

21 Juli 2014   22:48 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:39 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14059293141200282215

can you smile like me ? bisakah kamu selalu tersenyum seperti sepatu yang setiap hari kamu injak - injak untuk mendukung jejak langkahmu ?

pertanyaan yang tentunya akan segera tidak terjawab ketika ditanyakan kepada para pelaku DIVISI UTAMA PT LIGA INDONESIA 2014 (DU PT LI ).  liga sepakbola kelas dua di indonesia ini seolah seperti hidup segan mati tak mau, tidak terlihat gebyar dan gegap gempitanya sama sekali. masih jauh panggang dari api jika ingin menyebut DU PT LI ini sebagai liga profesional meski syarat status keikutsertaan klub pesertanya adalah klub profesional. sejauh pengetahuan masyarakat dan pelaku klub DU profesional adalah klub dijalankan tanpa subsidi APBD daerah masing - masing. sangat sempit memang. klub profesional bisa disebut profesional bukan hanya lepas dari subsidi APBD pemerintah daerah saja, sertifikasi klub oleh lembaga berkompeten dalam hal ini AFC adalah mutlak. sertifikasi meliputi sistem pengelolaan klub sehingga mampu berdiri sebagai sebuah perusahaan profit secara garis besarnya.

sudah banyak artikel serta pendapat yang menyalahkan PT LI sebagai otoritas penyelenggara DU 2014 ini, saya melihat ketidakmampuan PT LI hanyalah salah satu penyebabnya dan itu presentasenya kecil. faktor ketidakmampuan sebuah klub untuk mandiri merupakan faktor utama penyebab DU PT LI 2014 ini tragis perjalanannya. kenapa saya sebut tragis ? dari berbagai media cetak lokal yang saya baca dari kepulauan sumatera hingga nusa tenggara dihiasi oleh berita kegagalan klub peserta DU PT LI 2014 membayar gaji para pemainnya. bagaimana mungkin sebuah perusahaan yang mendapatkan penghasilan dari show pemainnya bisa gagal bayar ? banyak klub beralasan tidak adanya pertandingan selama bulan puasa sebagai alasan gagal bayar gaji pemain karena tidak adanya pemasukan dari match game. konyol dan bodoh alasan tersebut, bukankah jadwal match game sudah diterbitkan sejak awal liga akan dimulai ? dan pastinya sudah diketahui tentang kekosongan jadwal pertandingan selama bulan puasa.

konyol dan bodoh adalah pengurus klub yang masih didominasi muka - muka lama alias usia senja tersebut tidak mempersiapkan rencana anggaran dan biaya untuk mengikuti satu musim kompetisi penuh di awal akan mengikuti kompetisi DU PT LI 2014. jika RAB tersebut dipersiapkan hanya dalam bentuk proposal dan tanpa mencari realitas untuk memenuhinya secara riil apalah gunanya. kebanyakan klub peserta masih mengandalkan bantuan dan sumbangan yang selalu bergantung terhadap figur pemimpin daerahnya seperti bupati ataupun walikotanya, lalu apa bedanya dengan klub bersubsidi APBD ? ketika klub mengalami kegagalan dalam mendapatkan donatur ataupun sponsor maka kepala daerahlah yang nantinya akan jadi sasaran hujatan masyarakat karena pembentukan opini publik di media massa oleh para pengurus klub.

berikut adalah beberapa penyebab kesulitan masalah keuangan klub peserta DU PT LI 2014 :

1. tergantung terhadap satu figur sebagai penyandang dana baik kepala daerah ataupun pengusaha, jadi ketika figur tersebut hilang atau tidak maksimal pengucuran dananya gagal bayarlah kejadiannya. sebagai contoh nyata adalah : PSMS MEDAN, PERSITARA, PPSM MAGELANG, PERSENGA NGANJUK, PSIM JOGJA,.

2. ketergantungan terhadap hasil penjualan tiket home, padahal tingkat kesadaran suporter di indonesia untuk membeli tiket sangat rendah. jadwal yang tidak pasti dan libur kompetisi selama hampir dua bulan menjadi pemicu keterlambatan dan gagal bayar gaji pemain. sebagai contoh adalah : PSS SLEMAN, PERSIKU KUDUS, PERSITEMA TEMANGGUNG

3. pengurus klub yang korup adalah salah satu penyakit jamak yang susah di basmi di hampir seluruh klub peserta DU PT LI 2014.  hal tersebut dapat dilihat secara nyata di klub PERSIS SOLO dan PSIM JOGJA. bagaimana mungkin klub yang memiliki supporter fanatik yang selalu memenuhi setiap laga home mereka bisa melaporkan kerugian setiap laga kandang digelar ? kapasitas stadion yang selalu penuh bisa menjadi pedoman untuk logikanya.

4. tidak memiliki stadion sebagai home base di daerah sendiri adalah masalah kesekian hancurnya sebuah klub. ciri khas kedaerahan supporter di indonesia adalah alasan utamanya sehingga klub nomaden tidak akan mendapatkan pendukung yang cukup di setiap pertandingan kandangnya. sebagai contoh PERSIRES KUNINGAN yang selalu berpindah - pindah home base.

5. rendahnya kualitas SDM pengurus klub dalam mendapatkan sponsor berarti adalah jegagalan memproduksi dan menjual komoditasnya. lalu, darimana klub mendapatkan pemasukan ?

sampai saat ini saya melihat hanya PUSAMANIA BORNEO FC yang mampu berdiri sebagai sebuah klub profesional dengan segala terobosannya menjadikan klub tersebut sebagi sebuah industri. PERSIKABO BOGOR yang bertabur bintangpun belum bisa disebut sebagai industri karena masih tergantung terhadap satu figur sebagai penyandang dananya.

jadi apa kabarnya DU PT LI 2014 nanti setelah libur lebaran ?PPSM MAGELANG, PERSIKU KUDUS, PERSITARA, PSBL LANGSA secara tersurat sudah menyatakan ketidak sanggupannya melanjutkan kompetisi jika tidak mendapatkan donatur ataupun subsidi dalam waktu dekat. PSIM JOGJA terancam tidak mendapatkan pemasukan karena stadion mandala krida dipugar. bahkan PERSENGA NGANJUK sudah kalah WO 2x karena pemainnya menolak bertanding sebelum haknya sebagai pemain dipenuhi.

menarik bagi saya dan kuli berita jika liga DU PT LI 2014 ini goyah dan tragis bagi para loyalis supporter yang sudah mendukung klub kebanggaannya masing - masing.

salam damai

raga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun