Di dunia digital ini kita sebagai manusia harus extra waspada. Pasalnya, keamanan siber sangat diperlukan di dunia digital saat ini. Banyak data maupun file yang kita simpan dalam file elektronik. File dan data terbilang sangat penting dan dibutuhkan oleh kita. Akhir-akhir ini terdapat suatu hal yang baru yang dinamakan ransomwere. Untuk yang belum mengetahui ransomware, ransomware adalah suatu malware yang penulis anggap hal ini berkali-kali lipat lebih parah dari virus-virus biasa. Jadi, ransomwate adalah suatu malware yang digunakan untuk memeras korban. Sering digunakan untuk meretas komputer atau laptop.
Biasanya mereka akan menyebarkan malware terlebih dahulu, dan saat ini penyebaran yang populer adalah melalui situs unduhan bajakan atau melalui link-link yang dikirmkan melalui e-mail. Ketika malware sudah terkena korban, peretas biasanya melakukan pemerasan kepada korban dan meminta tebusan jika semua file dan akun ingin dikembalikan. Saat ini, ransomware terbaru bukan hanya dapat mengunci file atau data kalian saja. Tetapi lebih dari itu, ransomwere dapat meretas akun media sosial, gmail, dan akun lainnya yang terdapat dalam komputer atau laptop tersebut.
Baru-baru ini muncul ransomware dengan nama .hhjk. ransomware ini bisa meretas akun dan mengunci akun. Hampir semua orang yang terkena virus tersebut dimintai tebusan. Terutama jika korban yang terkena bagian korporasi, tebusan tersebut bisa diminta dengan harga miliaran bahkan bisa triliunan. Hal itu terjado karena peretas mengetahui berharganya data-data dan file yang berhasil mereka curi. Bagi korban yang bukan korporasi dan tidak memiliki file dan data yang begitu penting tenang saja, jika terkena ransomwere komputer atau laptop tinggal di install ulang dengan data dan file yang terdapat dalam laptop tersebut terhapus.
Sebenarnya keamanan siber pemerintah Indonesia sudah menanggapi ransomware ini sebagai kejahatan yang luar biasa. Terbukti dengan adanya kasus penangkapan anak muda 21 tahun asal Sleman yang berhasil ditangkap oleh polisi siber karena meretas dan berlapis dengan ransomware yangbkorbannya sendiri adalah perusahaan tambang di Amerika Serikat. Tetapi menurut penulis, keamanan siber pemerintah Indonesia belum bisa maksimal dalam menangani malware ransomware ini yang menyebabkan peretas masih bisa berkeliaran untuk mendapatkan korban dengan menaruh di link unduh aplikasi bajakan atau disebarkan melalui e-mail. Seharusnya hal itu tidak bisa terjadi lagi. Karena malware ransomware ini sangat merugikan banyak pihak dan sangat berbahaya jika tidak bisa dicegah.
Oleh karena itu, seluruh masyarakat diharapkan tidak terkena malware ransomware ini dengan menghindari link situs unduh bajakan dan mengabaikan link-link mencurigakan yang dikirim lewat e-mail.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H