Mohon tunggu...
Panji Nugraha
Panji Nugraha Mohon Tunggu... Tukang Ojek Online -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bukan Angling Darma (Bag: 2)

7 Desember 2016   12:50 Diperbarui: 7 Desember 2016   13:24 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mak...Mak.. Makhluk apa Kau..?" Arya tergagap Karna Takut. "Mak...Mak... Oh Ayo lah, Lihat Wajahku, Tubuhku, Tangan dan Kakiku, masa ga pernah Lihat Makhluk seperti Aku..?"  "Kau Ular Naga...? Ah tidak, Kau pasti Cacing Naga atau Ulat Naga, karna setahuku Ular Naga itu Besar." Naga Kecil itu mengusap Wajahnya dengan Jari Tangannya mendengar Jawaban Arya.  "Sudahlah Terserah Kau saja, yang penting sekarang Lepaskan Ekorku dari Perangkap Sial ini..!" Arya memberanikan diri mendekati Sang Naga "Kau pasti Ular yang Sakti, kenapa tak bisa lepas hanya dari Perangkap itu..?" Arya bertanya. "Yah... Aku adalah Naga Pertala atau biasa di panggil Naga Raja, Raja dari Dunia Naga, Kesaktianku tak terhingga, tapi bila Ekorku Terjepit seperti ini, Aku menjadi Lemah, hilang semua Kesaktianku." Jawab Sang  Naga.

Arya duduk memandangi Naga Pertala yang terjepit di Perangkap Tikusnya. "Ah.. Lebih baik Kau ku Jual saja, pasti laku Mahal, atau Kau kujadikan Tontonan tentu saja dengan Harga Tiket yang Mahal." Arya mengambil Handphonnya, lalu mulai memotret Naga Pertala. "Hei, Dungu.. bila sampai Besok Malam Aku tak kembali ke Istanaku, Istriku Naga Gini akan mencariku, percayalah Dia hanya butuh Waktu Satu Menit untuk menemukanku dan membebaskanku, bila sampai Aku di Bebaskan Olehnya, Aku akan membawamu ke Istanaku dan menjadikanmu Umpan Buaya peliharaanku." Arya berhenti memotret Naga Pertala. "Apa yang akan ku dapat jika Aku membebaskanmu..?" "Kau akan kubiarkan Hidup." Jawab Naga Pertala.

Arya mengambil Perangkap Tikus yang menjepit Naga Pertala. "Aku tidak tau, bagai mana bisa Naga yang tak tau berterima kasih seperti dirimu, diangkat menjadi Raja..!" Arya menekan Besi yang menjepit Ekor Naga Pertala. Sehingga Naga Pertala memutar Kepalanya untuk mengigit Tangan Arya. Sepertinya Rasa Takut Arya pada Naga Pertala sudah Hilang. dipegang Kepala Naga itu dengan jari Telunjuk dan Jempolnya, lalu dibentangkan hingga Naga Pertala menjerit Kesakitan. "Aaaaaah... Oke, Oke... Aku akan berikan Kesaktian bila Kau melepaskanku." "Kesaktian apa..?" Tanya Arya.  "Kesaktian..... hmmm, Kau bisa berbicara dengan Hewan, bagai mana...? Hebatkan, Kau bisa berbicara dengan Semua Hewan, hehehehe." "Apa gunanya untukku..? Berbicara dengan Hewan, pasti Aku dianggap Orang Gila, Aku tidak Mau, Aku mau Kau mengabulkan Tiga Permintaanku..!"    "Hei sini dekatkan Telingamu kemulutku, Aku ingin membisikan sesuatu padamu, sini lekas, Aku Serius.." Perintah Naga Pertala.  Arya mendekatkan Telinganya pada Mulut Naga Pertala.

"OMG HELOOOOOO..... !!!! Apa Kau melihat Tubuhku Gendut Berasap..? Apa Kau Lihat Aku mengenakan Surban di Kepalaku...? Apa Kau melihat Aku keluar dari Lampu Ajaib...? Aku ini NAGA.. NAGA.. Bukan JIN Botol...!!!!" Naga Pertala berteriak tepat di Telinga Arya, hingga membuat Kuping Arya terasa Sakit.  "Lepaskan Aku dan Kau akan mendapat kesaktian bisa Berbicara dengan Hewan, atau Istriku Naga Gini yang akan melepaskanku dan Nyawamu akan Melayang olehku...!" Ancam Naga Pertala.  Arya Bimbang, dia takut kalau dilepaskanpun Naga Pertala akan membunuhnya.  "Kami Bangsa Siluman tak pernah Ingkar Janji, tidak seperti Bangsa Manusia." Naga Pertala seperti mengerti isi Hati Arya.

BERSAMBUNG.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun