Referensi lainnya, tanah Kanaan disebutkan dalam prasasti Idrimi abad  ke-15, dikisahkan Raja Aleppo (Ugarit Barat) melarikan diri ke pelabuhan  Amoriya, Kanaan, dan kemudian menjadi penguasa Alalakh (Ugarit Utara).  Menurut batu tulis Amarna Mesir, selama zaman Amarna (abad ke-15-14 SM),  Palestina didominasi secara politis oleh Mesir.[3]
Beberapa referensi di dalam Perjanjian Lama tampaknya menyamakan  wilayah Amori dan tanah Kanaan (Kejadian 12: 5-6; 15: 18-21; 48:22), dan  secara arkeologis di dalam batu tulis Alalakh dari abad ke-18 SM,  "Amurru" digambarkan sebagai bagian dari Suriah-Palestina. Batu tulis  dari Mari dari sekitar periode yang sama bercerita tentang seorang  penguasa Amorit Hazor di utara Palestina.Â
Teks Tell el-Amarna (abad  ke-14-13 SM) menunjukkan bahwa kerajaan Amurru di wilayah Lebanon  memonopoli perdagangan di sekitar wilayah pantai. Dengan demikian, tidak  mengherankan apabila terdapat referensi yang mengatakan bahwa orang  Amori dan orang Kanaan hidup di masa yang sama dengan Musa dan sepanjang  akhir Abad Perunggu (sekitar 1550-1200 SM).[5]
Pada akhir periode tersebut, "Orang-orang Laut" (sebagian besarnya  orang Filistin) menghancurkan Kekaisaran Het, dan pada masa Ramses III  (sekitar 1180 SM) mereka menduduki Palestina bagian barat.
Penaklukkan  Palestina oleh orang-orang Israel Kuno menghancurkan banyak kota yang  menjadi basis kekuatan orang-orang Amori dan Kanaan, sementara  bangkitnya konfederasi orang Filistin di pantai Palestina Selatan  membatasi jangkauan wilayah kekuasaan Kanaan secara khusus. Sejak awal  Zaman Besi, pewaris kebudayaan Kanaan adalah orang Fenisia (Phoenicians),  yang berpusat di negara-kota Tirus dan Sidon, yang mana mereka sendiri  menyebut diri mereka sebagai orang Kanaan (lihat Matius 15: 21-22;  Markus 7:24 -26).[6]
Berdasarkan pemaparan di atas, maka yang dimaksud dengan wilayah  Palestina sebagai tanah yang dijanjikan adalah wilayah barat sungai  Yordan yang ditaklukkan oleh orang Israel Kuno di masa kepemimpinan  Yosua.Â
Bagian selatan Suriah juga sering dianggap sebagai bagian dari  wilayah Kanaan, sementara perbatasan utara tidak pernah bisa  didefinisikan dengan jelas. Orang-orang sebelum Israel Kuno di Palestina  barat, tidak termasuk Suriah Utara dan tempat-tempat seperti Ugarit  (Ras Shamra) di pantai Mediterania Syria, secara luas disebut orang  Kanaan.[7]
Sementara itu, Peter C. Craigie dari Universitas Calgary, Alberta,  mendefinisikan Kanaan sebagai wilayah geografis yang ditempati dari  waktu ke waktu oleh berbagai suku bangsa. Kanaan terletak di pantai  tenggara Laut Mediterania. Jadi secara historis, Kanaan tidak pernah  mengacu kepada hanya satu suku bangsa.[8]Â
Bersambung....
Panji Haryadi