Mohon tunggu...
Panji Haryadi
Panji Haryadi Mohon Tunggu... Penulis -

Gemar menulis mengenai sejarah dan peradaban Islam.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memahami Zionisme (Bagian 3): Deklarasi Balfour, Pintu Masuk ke Palestina

16 Desember 2017   20:30 Diperbarui: 16 Desember 2017   22:28 4721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arthur Balfour (tengah) pada tahun 1925. Dia adalah orang pertama yang menyetujui gagasan bahwa orang-orang Yahudi lebih dari sekedar komunitas religius. Photo: Universal History Archive / Getty

Adalah Theodor Herzl, seorang jurnalis Austria, orang yang paling berpengaruh di balik diadakannya Kongres Zionis Pertama pada tahun 1897. Kongres ini merupakan cikal bakal berdirinya organisasi zionis dunia. Kongres ini awalnya direncanakan akan berlangsung di Munich dengan pesertanya adalah komunitas Yahudi Jerman, baik yang sudah kaya maupun yang masih dalam kondisi miskin. 

Namun kongres ini harus dipindahkan ke Basel, Swiss, karena mendapat pertentangan dari Yahudi sekuler yang tidak menyetujui ide-ide Zionis. Ada dua target utama di dalam kongres tersebut, yaitu mendirikan sebuah organisasi yang tangguh, dan mengesahkan Basel Plan (Rencana Basel).[2]

Organisasi Zionis (pada tahun 1960 namanya berubah menjadi Organisasi Zionis Dunia) didirikan untuk melaksanakan mandat politik yang konkrit, yaitu sebagai badan koordinasi dalam misi melobi negara-negara Eropa agar menyetujui berdirinya negara baru Yahudi.

Organisasi ini memiliki cabang eksekutif internal dan kemampuan penggalangan dana tersendiri. Koordinasi dilakukan dalam pertemuan tahunan (kemudian dua tahunan dan kemudian empat tahunan) untuk menetapkan kebijakan.[3]

Pencapaian signifikan kedua dari Kongres Zionis pertama adalah pengesahan Basel Plan, sebuah rencana yang dirancang oleh Max Nordau, salah seorang teman dekat Herzl. Basel Plan menyatakan "tujuan Zionisme adalah membangun pemukiman bagi orang-orang Yahudi di Palestina yang dijamin oleh undang-undang."[4]

Di akhir konferensi, Herzl menulis dalam buku hariannya "Apabila saya harus meringkas Kongres Basel dalam sebuah kalimat---tentunya yang saya jaga agar tidak diketahui umum---bunyinya akan begini: di Basel, saya mendirikan Negara Yahudi. Jika saya mengatakannya dengan lantang hari ini, saya akan ditertawakan semua orang. Mungkin dalam 5 tahun, atau pastinya 50 tahun, semua orang akan mengetahuinya."[5]

 

Deklarasi Balfour

Herzl kemudian melanjutkan pekerjaan lobinya, dia berbicara kepada pemimpin Ottoman (Ustmaniyah) yang meragukan kelompok Yahudi di Palestina. Dia berusaha meyakinkan bahwa nantinya Yahudi akan tetap menghormati kedaulatan Ottoman di kawasan. Dia berusaha untuk memberi tekanan kepada Ottoman melalui pengaruh Jerman dan Rusia. Kemudian dia mengalihkan perhatiannya kepada Inggris. 

Pada saat itu Inggris masih bersahabat dengan Kekaisaran Ottoman, karena Inggris berkepentingan agar rute aktivitas kerajaan mereka terjamin keamanannya ketika melintasi daerah kekuasaan Ottoman. Sebagaimana kita ketahui, pusat kerajaan Inggris di Selatan pada waktu itu berada di India.[6]

Herzl kemudian meninggal pada tahun 1904. Chaim Weizmann (yang di kemudian hari menjadi Presiden pertama Israel) menggantikan Herzl dan mengambil alih perundingannya dengan Inggris. Pada tahun 1917, Organisasi Zionis mendapatkan kemenangan terbesarnya saat Inggris mengeluarkan Deklarasi Balfour, yang menyatakan bahwa "Pemerintahan Kerajaan Inggris mendukung usaha pembangunan 'sebuah pemukiman nasional Yahudi' di Palestina, dan akan menggunakan usaha terbaik untuk memfasilitasi pencapaian objek ini, dan harus dipahami dengan jelas bahwa tidak ada yang boleh dirugikan terkait hak sipil dan beragama dari komunitas non-Yahudi di Palestina, maupun hak dan status politik yang dinikmati Yahudi di negara lain."[7]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun