Mohon tunggu...
Panji Haryadi
Panji Haryadi Mohon Tunggu... Penulis -

Gemar menulis mengenai sejarah dan peradaban Islam.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masjid Kembar Bersejarah di Palembang

16 Desember 2017   00:59 Diperbarui: 16 Desember 2017   01:17 2184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Lawang Kidul, konon merupakan kembarannya Masjid Muara Ogan. Photo: Erie Khafif Mukti

Kiai Marogan menjawab sambil mengangkat tangan kanannya seraya  merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, "aku meninggalkan dua anak  yatim di sana yang harus kupelihara karena aku ingin mengikuti sabda  Rasul, 'anna wa kafilul yatim fil Jannah haa kazaa' (aku dan orang yang menanggung anak yatim [kedudukannya] di surga seperti ini)."[8] Namun, di kemudian hari barulah di ketahui, bahwa anak yatim yang  dimaksud Kiai Marogan bukanlah anak dalam arti yang sebenarnya,  maksudnya adalah dua masjid kembar yang beliau bangun di Palembang.[9]

Hadist tersebut oleh Kiai Marogan ditafsirkan dengan cara yang  berbeda, beliau melihat bahwasanya masjid itu statusnya disamakan dengan  anak yatim. Dalam pandangan beliau, mengurus masjid memerlukan  kesabaran dan ketekunan seperti mengurus dan memelihara anak yatim. Pada  umumnya orang yang peduli pada anak yatim sedikit sekali, begitu pula  dengan masjid. Hanya sedikit saja orang yang mau menginfakan hartanya  untuk masjid. Anak yatim sangat membutuhkan bantuan dari orang lain,  begitu pula masjid.[10]

Begitulah kedudukan masjid dalam pandangan Kiai Marogan. Barang siapa  yang ingin masuk surga dan duduk bersama Rasulullah, maka uruslah  dengan baik masjid tersebut. Peliharah dia dan janganlah memakan  hartanya, kecuali dengan Haq.[11] 

Panji Haryadi    

Catatan Kaki:

[1] Masagus A. Fauzan dan Ulya Kencana, Manaqib Kiai Marogan, (Palembang: Rumah Tahfiz Ki Marogan, 2017), hlm 34-35.

[2] Ibid.

[3] Wawancara dengan drs. Masagus Ilham Hasan bin Masagus Haji Zainal,  beliau merupakan keturunan dari adik perempuan Kiai Marogan yang bernama  Masayu Zubaidah. Wawancara dilakukan di Masjid Muara Ogan, Palembang  pada tanggal 17 November 2017.

[4] Masagus A. Fauzan dan Ulya Kencana, Ibid.,hlm 36-37.

[5] Ibid.,hlm 27.

[6] Ibid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun